Optika.id- KPU Jawa Timur (Jatim) kembali meloloskan La Nyalla Matalliti sebagai salah satu calon anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI untuk tahun 2024-2029. Untuk kali ini Optika.id akan menyajikan profil Ketua DPD Republik Indonesia, berikut profil lengkapnya:
Baca Juga: Ratusan Nelayan Banyuwangi Dukung La Nyalla Jadi Capres 2024
La Nyalla Mahmud Mattalitti lahir di Jakarta 10 Mei 1959. Dia adalah pengusaha dan politikus Indonesia yang saat ini menjabat sebagai ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai wakil ketua umum PSSI pada tahun 2013 hingga 2015, serta menjadi ketua umum PSSI pada tahun 2015 hingga 2016.
La Nyalla menghabiskan sebagian besar hidupnya di Surabaya. La Nyalla mengenyam pendidikan di SD Bhineka Bhakti, kemudian ia melanjutkan ke SMP Negeri 1 Surabaya dan SMA Negeri 3 Surabaya.
Pernah Terlilit Utang dan Bangkrut
La Nyalla membuat pameran dagang dengan nama Kreatifitas Anak Muda Indonesia (KAMI) pada 1989 di Surabaya. Pameran yang disponsori PT Maspion ternyata membuat La Nyalla bangkrut dan terlilit hutang.
La Nyalla kembali meminta sponsor dari PT Maspion untuk mengadakan pameran dengan nama Surabaya Expo pada 1990. Kegiatan Surabaya Expo berlangsung sejak 1990 dan menjadi agenda tahunan sampai 2001.
Pernah Terlibat Masalah Hukum
Ketika La Nyalla menjabat sebagai ketua umum Kadin Jawa Timur, ia terjerat kasus hukum penyimpangan dana hibah pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 hingga 2014. La Nyalla ditetapkan sebagai tersangka pidana korupsi dan dituntut 6 tahun penjara oleh jaksa.
Selama proses persidangan kasus Korupsi, ia dipenjara selama 7 bulan. Kemudian pada tanggal 27 Desember 2016, La Nyalla divonis bebas oleh Pengadilan Tipikor.
5 Besar Suara Terbanyak DPD RI
Pada tahun 2019 lalu, La Nyalla menjadi salah satu peraih suara terbanyak untuk calon anggota DPD Jatim, ia meraih suara sebanyak 2.267.058 secara nasional suara tersebut menempati peringkat ke 4 terbanyak nasional. Hal tersebut sapat membuktikan bahwa ia merupakan tokoh yang cukup berpengaruh di Jatim.
Baca Juga: LaNyalla Tagih Janji Jokowi Soal Berantas Tuntas Mafia Tanah
Menjadi Ketua DPD RI
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada 1 Oktober 2019 La Nyalla Ditetapkan menjadi Ketua DPD Republik Indonesia, dari sidang yang dilaksanakan di gedung MPR/DPR RI tersebut La Nyalla mendapatkan 47 suara.
La Nyalla menjadi ketua DPR RI setelah bersaing cukup ketat dengan senator asal Maluku, Nono Sampono yang mendapatkan 40 suara. Selain mereka berdua, ada juga senator asal Kalimantan Timur Mahyudin yang memperoleh 28 suara dan senator asal Bengkulu Sultan Bachiar Najamudin yang meraih 18 suara. Satu suara lainnya dinyatakan tidak sah karena abstain
Pernah Jadi Ketum PSSI
La Nyalla Pernah menjadi Ketua PSSI Periode 2012-2016 hal ini terjadi setelah Dari hasilpenghitungan suara, Nyalla mendapatkan suara 79 dari 81 suara. Dua suara lainnya diraih Gusti Randa. Sedangkan tiga calon lainnya, Ilham Nur Toaji, Manase Robert Kambu dan Ryan Latief tidak mendapatkan suara.
Kembali Maju Calon Ketum PSSI
Baca Juga: La Nyalla Minta Perbandingan Harga BBM di Indonesia dan Malaysia Dijelaskan Secara Transparan
Pada Minggu (15/1/2023) La Nyalla Kembali mencalonkan Diri menjadi Ketua PSSI, dia siap bersaing dengan Menteri BUMN Erick Thohir dalam perebutan kursi ketua umum PSSI. Ia menegaskan Tidak Gentar memperebutkan kursi ketua PSSI sekalipun melawan sosok menteri seperti Erick Thohir sekalipun.
"Coba lihat siapa yang daftar duluan? Kalau saya sudah daftar, mosok ora siap? Sekalipun surat dukungan untuk saya hanya dua," kata La Nyalla beberapa waktu yang lalu.
"Surat dukungan itu belum tentu menjadi pilihan. Pilihan voter tergantung dari program yang ditawarkan ke voter," tutur La Nyalla Mattalitti.
Terkait program kerja La Nyalla, pria yang menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI itu akan memaparkannya di KLB PSSI.
"Belum waktunya saya paparkan ke publik. Nanti pada saatnya akan saya paparkan di hadapan seluruh voter," kata dia.
"Tunggu saja hasil verifikasi KP (Komite Pemilihan)-KBP (Komite Banding Pemilihan)," pungkasnya.
Editor : Pahlevi