Politisi NasDem: Ini Ragam Siasat Politik Saat Ramadhan

author Danny

- Pewarta

Sabtu, 25 Mar 2023 14:44 WIB

Politisi NasDem: Ini Ragam Siasat Politik Saat Ramadhan

Optika.id - Ramadhan tahun ini dilaksanakan menjelang pemilihan umum, sehingga sangat strategis bagi para politisi. Tak hanya berpuasa, para politisi yang berburu kursi parlemen harus memanfaatkan momentum ini untuk menangguk dukungan masyarakat.

Puasa para politisi itu unik. Politisi tak cukup hanya membangun kesalehan spiritual tetapi juga kesalehan sosial. Setiap Ramadhan, para politisi pasti merogoh kocek dalam-dalam untuk menyelenggarakan kegiatan sosial, kata Moch Eksan, Wakil Ketua Bidang Hubungan Legislatif Dewan Pimpinan Wilayah PartaiNasional DemokratJawa Timur, Sabtu (25/3/2023).

Menguatkan persepsi publik, menurut Eksan, para politisi membagikantakjillangsung. Kegiatan ini mengeratkan hubungan para politisi dengan tim dan rakyat. Ikatan psikologi yang kuat menutup peluang pengkhianatan dan perselingkuhan politik yang mengancam karier di partai maupun di dalam pemerintahan, katanya.

Takjil juga jadi sarana untuk berbaur dengan konstituen. Ini merupakan modal elektoral merebut dan mempertahankan kekuasaan. Momentum ini pasti tak akan disia-siakan untuk membangun fixed voters (pemilih pasti) yang sangat berharga bagi jatuh bangunnya dalam dunia politik, kata Eksan.

Buka bersamamenjadi momentum lain untuk menyebarkan pesan kedamaian berpolitik. Buka bersana bukan sekadar jamuan makan bersama. Tetapi, juga momentum merajut tali silaturahmi. Yang putus bisa tersambung kembali. Yang sambung bisa semakin erat. Kesalahpahaman, ketegangan, kekecewaan, permusahan dan pertikaian bisa dijembatani melalui perjamuan buka puasa ini, kata Eksan.

Menurut Eksan,kompetisi politikharus tetap dalam harmoni sosial. Tak boleh menghalalkan segara cara, apalagi sampai menyeret pada perpecahan bangsa, katanya.

Menjelang lebaran, politisi juga sibuk memberikan tunjangan hari raya (THR) untuk konstituen. Para politisi petahana menyiasati pemberian THR kepada konstituen bersamaan dengan agenda reses, kunjungan daerah pemilihan, sosialisasi empat pilar kebangsaan, sosialisasi regulasi, wawasan kebangsaan (wasbang) dan lain sebagainya, kata Eksan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Eksan, berbagai kegiatan bertemukonstituenyang difasilitasi negara yang merupakan modal bagi para politisi untuk menjalankan fungsi representasi rakyat dalam sistem demokrasi perwakilan. Negara biasanya menyediakan kebutuhan akomodasi, konsumsi dan transportasi peserta. Meskipun, anggaran yang tersedia pasti kurang, mengingat anggaran terbatas, sementara konstituen lebih banyak, katanya.

Pemberian THR, menurut Eksan, adalah satu cara untuk memelihara para pemilih agar tetap setia dan tak pindah ke calon atau partai lain. Parapolitisi petahanapasti sedikit banyak mengeluarkan anggaran pribadi agar dapat menyapa seluruh simpul konstituen yang telah berjasa mengantarnya pada jabatan eksekutif maupun legislatif, katanya.

Eksanmengingatkan, konstituen adalah basis suara pemilu sekaligus aspirasi yang wajib dihimpun, disalurkan dan diperjuangankan dalam politik kebijakan dan anggaran. Para politisi harus terus menjalin hubungan yang baik dengan massa pemilih yang telah mencoblosnya. Mereka telah menitipkan nasib untuk meningkatkan kesejahteraan serta kualitas hidup yang lebih baik, katanya.

Siasat terakhir adalah pemberian parsel yang biasanya dilakukan saat lebaran. Parsel lebarantermasuk tradisi sensitif bagi politisi. Politisi hanya bisa memberi namun tak boleh menerima. Penerimaan bingkisan lebaran rawan mengandung tindak pidana korupsi, kata Eksan

Namun pemberian parsel kepada tim dan pendukung seakan menjadi kewajiban kultural. Sebuah kebanggaan tersendiri, bila di meja tamu tersedia kue dan minuman dari tokoh idolanya. Ini bukti kepedulian dan perhatian dari tokoh yang akan dan sedang didukung pada pemilu, kata Eksan.

Dengan kegiatan sosial yang menelan biaya besar di atas, politisi di negara mayoritas muslim disadarkan bahwa jalan kekuasaan lebih banyak bernilai pengabdian daripada pekerjaan. Dunia politik tak cocok bagi pencari kerja atau pemburu rente, pungkas Eksan.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU