Dua Sisi Teknologi Kecerdasan Buatan

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Rabu, 31 Mei 2023 15:10 WIB

Dua Sisi Teknologi Kecerdasan Buatan

Optika.id - Saat ini, teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) tumbuh subur dan sangat pesat apalagi dalam beberapa waktu belakangan ini. Puncaknya, muncul persaingan akbar antara Bard Google AI melawan ChatGPT Open AI.

Baca Juga: Kawula17: Inovasi Politik Anak Muda di Tengah Banjir Informasi Media Sosial

Menurut Director Industry Collaboration Indonesia AI Society, Adhiguna Mahendra, kelahiran berbagai jenis AI yang inovatif serta revolusioner ini bakal membuka banyak peluang di berbagai bidang untuk memanfaatkan teknologi ini, termasuk salah satunya yakni sektor bisnis.

Adhiguna bahkan memprediksi bahwa pemanfaatan AI nanti di berbagai bidang usaha akan terus meningkat ke depannya.

Saya yakin, ke depannya, kian banyak perusahaan yang menggunakan AI. Hal ini jadi peluang bisnis yang sangat menarik, sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan, ujar Adhiguna dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Rabu (31/5/2023).

Menurut Adhi, saat ini sudah ada dua model bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh para pengembang yang ingin berkawan akrab dengan teknologi dan perkembangannya yang kian pesat. Keduanya adalah membuat perusahaan pengembang piranti lunak (software), serta komponen fisik alias hardware yang berbasis kecerdasan buatan ini.

Dulu pengembang (developer) AI harus memulai dari nol. Membuat algoritmanya, mengumpulkan datanya,effort-nya besar sekali. Tetapi sekarang dengan banyaknya platform danframeworkyang bersifatopen source, pengembangan AI menjadi lebih mudah, tuturnya.

Adapun salah satu platform AI yang bisa digunakan oleh para pengembang menurut Adhi adalah platform besutan OpenAI yakni GPT atau Generative Pre-training Transformer. Platform yang sudah memasuki generasi keempat ini adalah program pengolahan Bahasa atau large language program yang bisa dimanfaatkan untuk menganalisis data, membuat laporan, dan lain sebagainya.

Pengembangan AI menurut Adhi bisa menekan biaya produksi lantaran tidak membutuhkan banyak modal serta bisa dilakukan oleh perusahaan berskala kecil yang masih bertumbuh.

Pendirianstart-upAI tidak memerlukan investasi puluhan juta dolar. Sekarang pun, banyak perusahaan telekomunikasi di dalam negeri yang terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan pengembang skala kecil. Kolaborasi ini memungkinkan perusahaan pengembang untuk meningkatkan (scale-up) bisnisnya, ucapnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Anton Sumarlin selaku Direktur SBE Center of Excellence Sekolah Bisnis dan Ekonomi (SBE) Universitas Prasetiya Mulya mengamini bahwa AI sekarang banyak dibutuhkan sekaligus bermanfaat banyak.

Baca Juga: 5 Teknologi AI yang Wajib Dikuasai Mahasiswa

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia menilai, kehadiran teknologi disruptif seperti AI ini bakal membuka keran bisnis yang sangat besar dan potensial. Namun, Anton menilai, pengembangan produk yang inovatif saja tidaklah cukup.

Di sisi lain, para pengembang pun harus mampu menciptakan nilai jual dan tambah dari produk yang akan mereka luncurkan alih-alih hanya memanfaatkan AI saja. Oleh sebab itu dia menyarankan agar para pengembang membuat model bisnis yang kuat terlebih dahulu. Tujuannya, agar perusahaan dapat bersaing di tengah perubahan ekosistem bisnis yang kian pesat.

Untuk itu, menurut Anton ada lima komponen analisis yang perlu dipelajari oleh para pelaku usaha dalam merancang model bisnis yang tepat dan kuat agar pondasinya tidak goyah.

Pertama, adalahvalueatau nilai. Dalam komponen ini Anton menjelaskan perlunya pengembang dalam menentukan model bisnis yang dirancang, setelah itu bisa menawarkan manfaat yang dianggap oleh konsumen tersebut merupakan sesuatu yang berharga dan bisa bermanfaat bagi mereka.

Kedua,adaptabilityatau kemampuan beradaptasi. Model bisnis perlu dirancang untuk mencapai skala keuntungan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Membersihkan Headphone Agar Tidak Merusak Perangkat

Ketiga adalah keunikan khusus atau rareness. Semakin unik dan khas suatu produk, maka consumen bisa memandang produk tersebut sebagai nilai lebih dibandingkan yang lain. Untuk itu, para pengembang perlu memikirkannya dengan baik agar menarik perhatian konsumen.

Keempat yakni inimitability yang artinya tidak dapat ditiru. Setelah memikirkan ciri khas yang unik, maka yang selanjutnya adalah memastikan agar resep rahasia produk tersebut menjadi paten sehingga tidak dapat ditiru dan diduplikasi oleh pesaing.

Komponen kelima yang tak kalah penting adalahmonetization.

Dalam aspek ini, model bisnis harus bisa mendatangkan arus keuangan positif, bahkan keuntungan bagi perusahaan, pungkasnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU