Kenali Permainan Roleplay di TikTok, Ini Dampak Negatifnya

author Mudrikah Dewi

- Pewarta

Minggu, 25 Jun 2023 10:36 WIB

Kenali Permainan Roleplay di TikTok, Ini Dampak Negatifnya

Optika.id - Akhir-akhir ini viral di sosial media seorang anak berumur sebelas tahun yang tengah dimarahin orang tuanya karena bermain game roleplay (RP) di media sosial TikTok. Sontak postingan video TikTok tersebut langsung viral dan menjadi sorotan dan ramai dibicarakan warganet, Minggu (25/6/2023).

Baca Juga: Capres Ramai Bikin TikTok Live, Bisa Gaet Suara Anak Muda?

Roleplay merupakan singkatan dari role player. Dikutip dari TechTarget, roleplay merupakan sebuah permainan yang memungkinkan penggunanya berperan sebagai karakter fantasi dan fiksi ilmiah, menyerupai identitas atau idola yang diperankan. Pembuat game menganggap Roleplay membuat pemainnya bisa masuk dalam cerita secara interaktif maupun kolaboratif. Hal ini tentu berbeda dengan kita menonton televisi yang tidak bisa berkontribusi di dalamnya.

Ibaratkan sebuah dongeng yang diceritakan sebelum tidur, kita tidak bisa membuat ceritanya. Tapi lewat Game Roleplay, kita bisa andil dalam ceritanya sembari memainkannya lewat karakter tertentu yang disediakan. Dalam game itu, kita bisa menjadi seperti aktor yang memainkan tokoh tertentu.

Roleplay di TikTok dapat dilakukan dengan mengambil peran karakter fiksi, selebriti, atau tokoh sejarah. Biasany, kreator roleplay akan membuat konten yang mencerminkan karakter yang diperankan mulai dari tindakan, dialog, dan penampilan. Dalam video yang viral tersebut, seorang anak perempuan yang diketahui masih berusia sebelas tahun tersebut memerankan seolah sedang memiliki anak. Ia melakukan roleplay tidak sesuai usianya dengan orang yang tidak dikenal.

Untuk bermain roleplay di TikTok, syaratnya adalah pengguna harus membuat akun baru yang mana tidak menampilkan identitas dirinya. Ia harus berakting seolah-olah sedang berperan sebagai seseorang yang dipilih. Biasanya mereka akan memerankan karakter dari acara TV, fil, buku, atau selebriti. Biasanya roleplayer juga akan berinteraksi dengan roleplayer lain di TikTok yang juga tidak dikenali identitasnya. Untuk mencari roleplayer lain, ia akan memanfaatkan hastag #roleplay, #rp, #konteplayer, dan hastag lain yang berhubungan dengan game roleplay. Selanjutnya, mereka akan saling follow dan menjalin hubungan secara fiksi dengan sesama roleplayer.

Baca Juga: 5 Cara Ini Bisa Kamu Coba untuk Download Video Tiktok Tanpa Watermark

Roleplayer bertugas membuat konten-konten yang mencerminkan karakter yang diperankan. Roleplayer bisa menggunakan fitur filter, stiker, musik, efek, dan fitur lainnya di TikTok agar konten tampak lebih menarik. Dalam bermain roleplay, sesama roleplayer harus menjaga etika dan batasan. Jangan sampai apa yang dilakukan justru melanggar norma, hukum, bahkan tidak bisa membedakan dunia nyata dan dunia fiksi dalam roleplay.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Memang ini terlihat menarik untuk sekedar sebagai huburan. Namun, terdapat dampak negatif yang dapat muncul dari bermain roleplay ini. akibatkan. Dampak negatif game roleplay yang paling nyata adalah terdistraksinya karakter asli seorang pemain. Dalam roleplay, seseorang akan mengadopsi persona baru dari orang lain yang diperankan. Di kemudian hari, bukan tak mungkin jika kemudian seorang pemain merasa tak puas akan kehidupan nyatanya dan lebih tertarik pada karakter-karakter baru yang diperankan.

Brigham Young University dalam studinya menemukan bahwa permainan ini dapat mengganggu relasi pemain di dunia nyata. Seorang psikiater Lahargo Kembaren juga mengatakan bahwa roleplay, utamanya yang dimainkan oleh anak-anak, berisiko memicu gangguan kepribadian.

Baca Juga: Cegah Jual Rugi Bisnis, Ini Jurus Jitu TikTok dan Tokopedia

"Pembentukan jati dirinya menjadi rusak, karena yang tadinya harus sesuai dengan normal nilai tapi menjadi kacau, dan menimbulkan kebingungan terhadap masalah psikologis," terang Lahargo.

Roleplay juga dapat membuat seseorang kesulitan memilah mana yang nyata dan imajinasi belaka. Kondisi ini dikhawatirkan akan mengarah ke gangguan psikotik.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU