Seperti Apa Isi Buku 'Mengapa Anas Tak Jadi Digantung di Monas?'

Optika.id - Agenda bedah buku ini, diniatkan sebagai trigger untuk memulai perbincangan di publik tentang diksi Gantung Anas di Monas.

Baca Juga: Lewat Munaslub, PKN Akan Tetapkan Anas Urbaningrum Sebagai Ketum

Sesuai hasil riset Tofik Pram bahwa framing media sejak awal telah menempatkan Anas sebagai pesakitan bahkan sebelum proses peradilan sesungguhnya dimulai.

Tofik Pram bahkan berani mengambil kesimpulan Anas telah lebih dahulu diadili dan dihukum di media massa dan peradilan hanya menjustifikasi pembentukan persepsi yang sudah dilakukan oleh media.

Hasil kerja framing media tentang Gantung Anas di Monas dan kasus korupsi Hambalang telah mendominasi persepsi publik terutama pada kelas grass roots, hasil studi menunjukan bahwa dikalangan menengah keatas lebih meyakini bahwa kasus Anas adalah bentuk dan buah dari kompetisi politik internal partai.

Baca Juga: Setelah Bebas Murni, Anas Urbaningrum akan Kembali ke Dunia Politik

Untuk itu, mencoba menjelaskan duduk perkara kasus Anas apa adanya adalah upaya untuk menggeser posisi persepsi publik atas Anas Urbaningrum, disamping rencana road show examinasi perkara Anas.

"Perlawanan atas framing media tidak maksimal dilakukan, salah satu sebab pentingnya pengetahuan yang terbatas atas kasus posisi Anas secara lebih detail dan nyata," ungkap seorang moderator dalam pantauan Optika.id melalui Zoom Meeting, Senin, (26/6/2023).

Baca Juga: Janji Anas Urbaningrum Digantung di Monas Perlu Dikaji Lebih Dalam Secara Objektif

Dalam konteks demikian Kornas mengajak kawan-kawan Korwil Jari untuk secara bertingkat menggerakkan kawan-kawan Jari kabupaten untuk dapat aktif mengikuti diskusi buku Tofik Pram, untuk lebih mengetahui mendalam tentang isi Gantung Anas di Monas dan perkara korupsi Anas Urbaningrum.

Editor : Pahlevi