Optika.id - Andi Sinulingga, seorang loyalis Anies Baswedan, memberikan komentar mengenai pernyataan seorang politikus dari PDI Perjuangan (PDIP) yang menyayangkan monolog yang dibacakan oleh seniman Butet Kertaredjasa dalam acara PDIP.
Baca Juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!
Dalam acara peringatan Bulan Bung Karno yang diselenggarakan oleh PDIP pada Sabtu, 24 Juni 2023, Butet menyampaikan monolog yang kemudian menjadi sorotan karena dianggap menyindir Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, menyatakan bahwa monolog yang disampaikan oleh Butet dalam acara PDIP tersebut kurang pantas.
"Jika sudah seperti itu, sebenarnya seharusnya disampaikan di acara lain. Itu tidak baik. Kurang pantas, kurang pantas," ujar Djarot dalam acara Political Show pada hari Senin (26/6/2023).
Djarot menjelaskan bahwa monolog tersebut sebaiknya disampaikan di panggung lain, bukan di panggung perayaan Bulan Bung Karno yang mengusung tema persatuan.
Baca Juga: Tokoh Masyarakat Ingin Anies Terus Jadi Pemimpin Perubahan untuk Indonesia
"Tapi jika memang ingin menyampaikannya di panggung lain, itu akan lebih baik. Mengapa? Karena dalam perayaan puncak Bulan Bung Karno, tema yang diusung adalah persatuan. Jadi, kita harus menyatukan berbagai komponen bangsa ini untuk bersatu, untuk mencapai tujuan negara kita," jelas Djarot.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menanggapi hal ini, Andi Sinulingga mencermati sikap Anies yang sama sekali tidak merespons ketika diserang, dihina, atau diejek.
"Anies diserang, diolok-olok, dihina, tetapi dia tetap tenang, bahkan tidak memperdulikannya sama sekali, seolah-olah serangan-serangan itu tidak pernah ada," ujar Andi, seperti dikutip dari akun Twitter @AndiSinulingga pada hari Selasa (27/6/2023).
Baca Juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!
Bahkan, ketika Butet diduga menyindir Anies dengan menyebutnya "pandir" (dungu), akhirnya Butet sendiri yang merasa terhina karena ucapannya tersebut.
"Terakhir, si Butet menghinanya dengan menyebut 'pandir' (dungu), meskipun tidak menyebutkan namanya secara langsung, tapi lihatlah hasilnya, justru Butet sendiri yang merasa terhina," kata Andi.
Editor : Pahlevi
