Optika.id - Peringatan puncak dari Bulan Bung Karno yang diadakan pada Minggu (25/6/2023) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta mengundang kontroversi publik. Lantaran ada puisi yang menyindir calon presiden (capres) lain.
Puisi tersebut dibacakan oleh seniman legendaris Butet Kertaradjasa. Puisi yang dibacakan di hadapan ribuan kader PDI Perjuangan (PDIP) ini menyinggung capres lain seperti Anies Baswedan yang disebutnya berotak pandir dan Prabowo Subianto sebagai sosok tukang culik.
Apa yang Butet bacakan ini mendapat respons kurang baik dari beberapa pihak. Salah satunya adalah pakar hukum dan pengamat politik, Rocky Gerung. Ketidaksukaan ini disebutkan di kanal YouTube pribadinya seperti dikutip Optika.id, Jumat (30/6/2023).
Bahkan budayawan atau seniman itu disuruh untuk jadi pemujaan Jokowi kan. Itu yang dikritik orang juga, bikin puisi saja harus dipesan supaya memuji-muji Jokowi atau merendahkan orang lain, kata Rocky.
Rocky bahkan tidak ragu menyebut kalau kehidupan budaya bangsa Indonesia ini menjadi cetek karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terang-terangan melakukan cawe-cawe untuk kepentingan pribadinya.
Bayangkan misalnya budayawan atau seniman yang seharusnya menuntun aspek kultural bangsa ini aspek artistik, justru bisa buzzer itu. Buzzer-buzzer inpres termasuk budayawan-budayawan Inpres, kelakarnya.
Dijelaskan bahwa cawe-cawe politik ini dilakukan Jokowi karena ada kekhawatiran terhadap dirinya pasca turun jabatan sebagai Presiden. Padahal, Rocky Gerung menganggap kalau tidak ada yang perlu Jokowi khawatirkan jika masa kepemimpinannya berakhir.
Tantang Butet
Sementara itu, Kader Partai Demokrat, Eko Jhones menyoroti budayawan Butet Kartaredjasa yang mengungkapkan kalau monolog disampaikannya pada perayaan Bulan Bung Karno itu sesuai fakta.
Hal ini ditanggapi Eko Jhones dalam akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Eko Jhones mengherankan dengan Butet yang menyebut kalau monolognya itu fakta.
Loyalis Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu pun menantang Butet agar menunjukkan bukti dari ucapannya itu.
"Fakta ndasmu! Emang kau punya buktinya? Buktikan tet," ujar Eko Jhones dikutip Optika.id dari akun Twitter pribadi miliknya @ekojhones77, Jumat (30/6/2023).
Pernyataan Butet
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, diketahui bahwa Butet juga tak membantah jika pantun yang persembahkan dalam monolognya itu menyindir calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Dalam pantunnya, Butet sempat menyinggung tokoh berotak 'pandir' lantaran menyebut banjir sebagai 'air yang parkir'. Butet juga dalam monolognya turut menyentil soal capres tukang culik.
"Ya memang seperti itu kok, itu fakta. Semua itu sumbernya fakta. mengatakan banjir air parkir siapa? ya fakta. Terus menculik, kalau memang tidak merasa menculik ya kenapa heboh gitu," ujar Butet.
Dilansir dari CNN, Butet juga tak menampik jika pantun yang disampaikannya tidak ikut menyindir capres dari PDIP Ganjar Pranowo. Menurutnya, pantun yang dibawakannya merupakan ekspresi kejujuran. Ia pun mengaku senang apabila karya seni itu mendapat kritik.
"Lah wong itu kejujuran saya, kejujuran saya itu ya sudah, orang lain tidak suka, ya gapapa, itu hal yang biasa, Mas. Orang yang tidak suka dengan karya seni, itu biasa banget, bukan sebuah persoalan untuk saya," ujar Butet.
"Karya seni itu, saya senang kalau dikritik itu, membuktikan saya mendapat perhatian gitu loh, terima kasih. Tapi saya tak mau menjelaskan-menjelaskan lagi karya seni saya, karya seni itulah yang kemudian bicara," sambungnya.
Ia pun menegaskan jika pantun itu bukan merupakan titipan dari PDIP sebagai pihak yang mengundangnya untuk mengkritik capres di luar PDIP.
"Tidak, tidak, saya hanya diberikan kesempatan untuk naik panggung menemani, mengawal Sri Krishna itu mengawal. Saya diberi kesempatan untuk berekspresi di panggung itu, maka saya bilang saya kan membaca pantun, ya sudah. Saya menulis pantun dan saya baca, tidak ada yang mengoreksi pantun, pantun apa adanya seperti itu, apa yang ada di pikiran saya," tegasnya.
Sebelumnya, Butet menuai sorotan karena pantunnya yang menyinggung ihwal presiden yang hobi menculik. Sindiran ini disebut-sebut mengarah kepada Bacapres Gerindra Prabowo Subianto soal dugaan pelanggaran HAM pada kerusuhan 1998 silam.
Selain itu juga Butet menyindir soal penjegalan KPK yang mengarah kepada Bacapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan.
"Ya begitulah kalau otaknya pandir. Pepes ikan dengan sambal terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh kok koar-koar mau dijegal," kata Butet di Stadion GBK, Jakarta, Sabtu (24/6/2023).
Editor : Pahlevi