Optika.id - Dinamika atmosfer pada skala regional hingga lokal saat ini menghadirkan peluang hujan di beberapa bagian wilayah Indonesia pada awal musim kemarau. Hal tersebut disampaikan oleh Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam mengantisipasi pancaroba tahun ini.
Baca Juga: Suhu Panas Mencapai 38°C, Ini Kata BMKG
"Ada beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal yang saat ini berperan cukup signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, sehingga menyebabkan kenapa dalam sepekan ini masih terjadi potensi hujan di beberapa wilayah, dan bahkan dalam beberapa hari ke depan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa (4/7/2023).
Menurutnya, saat ini faktor dinamika atmosfer tersebut memicu meningkatnya pertumbuhan awan hujan dan meningkatnya aktivitas gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia.
Tak hanya aktivitas awan dan gelombang saja, dinamika atmosfer juga memicu adanya pola belokan serta perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara. Salah satu penyebab belokan dan lambannya arah angin itu antara lain karena dipicu kehadiran pola sirkulasi yang terjadi di sekitar Laut China Selatan dan utara Sulawesi. Maka dari itu, aktivitas tersebut turut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di awal musim kemarau.
BMKG, imbuh Guswanto, mengimbau kepada masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaannya serta mempersiapkan upaya mitigasi terhadap potensi hujan lebat hingga sangat lebat di daerah sekitarnya maupun daerahnya sendiri.
Pasalnya, cuaca tak menentu di Indonesia ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dinamika atmoster. Mulai dari skala lokal, regional, hingga global.
Baca Juga: BMKG Prediksi La Nina Akan Muncul di Indonesia Tahun Ini
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hingga awal Juli 2023 ini, faktor dinamika atmosfer global yang aktif menurut BMKG yakni El Nino namun dengan kategori yang lemah.
Sebagai informasi, El Nino merupakan fenomena atmosfer skala global yang dapat berdampak pada pengurangan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia.
Guswanto mengatakan, berdasarkan jumlah musim atau wilayah yang mempunyai kesamaan pola musim sekitar 60%, wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Hal tersebut mengacu pada hasil analisis perkembangan musim terbaru per Dasarian III Juni 2023.
Baca Juga: Lagi-Lagi El Nino Disalahkan Biang Kerok Harga Pangan Mahal
Dia menjelaskan jika sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki puncak musim kemarau pada Juli Agustus 2023. Kemudian sebanyak 72,53ri Zona Musim diperkirakan mengalami puncak kemarau selama kurun waktu tersebut.
Guswanto juga mengemukakan bahwa El Nino yang pada Juni 2023 masih dalam kategori lemah diprakirakan mencapai kategori moderat sampai Oktober 2023 dan cenderung menurun menuju intensitas lemah pada November 2023.
Editor : Pahlevi