Optika.id - Politikus senior dari PDI Perjuangan (PDIP), Panda Nababan, mengungkapkan alasan mengapa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Anies Baswedan dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Baca Juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!
Menurut Panda, saat Anies baru menjabat sebagai menteri, ia lebih dekat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) daripada Jokowi. Pengakuan ini didasarkan pada pengamatan Panda.
Panda menyebutkan bahwa Anies sering berada di ruangan JK ketika ia menjabat sebagai menteri.
"Pada awal-awal dia menjabat sebagai menteri, ia lebih banyak berada di ruangan JK. Anies dan Sudirman Said lebih sering berada di sana daripada di tempat Jokowi," ungkapnya pada Rabu (5/7/2023).
Kedekatan antara Anies dan JK sebenarnya tidak mengherankan, mengingat keduanya merupakan mantan kader Himpunan Mahasiswa Islam. Namun, saat itu Panda mengaku merasa heran.
"Pada saat itu, saya agak heran," ujarnya.
Sebagai orang yang dikenal dekat dengan Jokowi, Panda pun langsung menanyakan kepada Presiden Indonesia tersebut mengenai kedekatan Anies dan JK.
Baca Juga: Tokoh Masyarakat Ingin Anies Terus Jadi Pemimpin Perubahan untuk Indonesia
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Saya bahkan bertanya langsung kepada Jokowi. Mengapa para menterinya berkumpul di sana?" ucap Panda.
"Rupanya dia (Jokowi) juga mengetahuinya," tambahnya.
Ketika mendengar hal tersebut, Jokowi tidak terkejut karena ia sudah mengetahuinya sebelumnya. "Ah, tidak lama lagi hal itu akan terjadi," kata Panda menirukan perkataan Jokowi saat itu.
Baca Juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!
Beberapa waktu kemudian, ternyata "tidak lama lagi" yang dimaksud oleh Jokowi adalah pemecatan Anies.
"Iya, bulan depannya dia dipecat," kenang Panda.
Berdasarkan penuturannya, Panda menduga bahwa kedekatan Anies dan JK menjadi salah satu alasan pemecatan Anies. Meskipun menurutnya, itu bukanlah satu-satunya alasan. "Bisa saja (Anies lebih setia kepada JK daripada presiden)," tandasnya.
Editor : Pahlevi
