Peringatan dari GusDurian Banyuwangi Usai Deklarasi Anies-Cak Imin, Apa itu?

author Danny

- Pewarta

Rabu, 06 Sep 2023 13:35 WIB

Peringatan dari GusDurian Banyuwangi Usai Deklarasi Anies-Cak Imin, Apa itu?

Optika.id - Deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang digagas NasDem dan PKB di Surabaya, Sabtu (2/9/2023), mengejutkan banyak kalangan. Duet AMIN, Anies-Cak Imin ini turut ditanggapi Gusdurian Banyuwangi. Mereka menilai, situasi politik terkini usai deklarasi Anies-Cak Imin ini mulai memperlihatkan permainan karakter antar politikus.

Koordinator Penggerak Gusdurian Banyawangi Lukman Hadi Abdillah mewanti-wanti agar para politikus tidak melupakan etika politik. Manuver politikus, khususnya dari kalangan Nahdliyin diminta untuk tidak melupakan model demokrasi happy yang menempatkan kemanusiaan di atas kepentingan politik. Gus Dur yang merupakan tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU) memiliki gaya berpolitik santun yang sudah banyak diakui dunia. Gus Dur, kata Lukman, bisa mengedepankan prinsip demokrasi yang bermartabat dengan mengutamakan kemanusiaan dan konstitusi.

"Dan masyarakat saat ini tentunya sudah cerdas bisa men-tracingcalon-calon pemimpin bangsa, politisi juga bisa meneladani gaya berdemokrasi Gus Dur, lihatlah Gus Dur yang selalu mengedepankan kemanusiaan," ucap Lukman dilansir dari detik.com, Selasa (5/9/2023).

"Jadi masyarakat harus mengingat dong bagaimana Gus Dur berdemokrasi, bagaimana Gus Dur mengatakan tidak ada jabatan yang harus dipertahankan mati-matian. Tapi kalau bicara konstitusi, Gus Dur akan bilang itu harga mati," sambungnya.

Selain itu, Lukman berharap pada Pilpres 2024 tidak ada politikus yang memainkan politik identitas. Politikus harus memikirkan cara untuk mencerdaskan masyarakat. Bagi Nahdliyin, terutama Gusdurian yang merupakan basis lintas iman dan lebih plural, harus belajar bahwa proses demokrasi merupakan proses yang singkat tapi menentukan masa depan hingga 5 tahun ke depan. Sehingga, masyarakat tidak boleh terjebak pada patron-patron politik identitas.

"Gus Durian harus belajar bahwasannya proses pemilihan ini adalah proses yang singkat tapi menentukan. Akan tetapi membangun kemandirian masyarakat ini tidak bisa dalam jangka waktu yang singkat, jadi kita tidak boleh terjebak pada heroisme-heroisme," tuturnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lukman mengingatkan kepada politikus agar tak menghalalkan segala cara demi meraih suara saat pemilu. Proses demokrasi yang paling penting bukan soal menang dan kalah, namun lebih kepada bagaimana membangun peradaban manusia.

"Ketika Pilpres atau Pileg kita harus ingat proses pemilihan, lagi-lagi masyarakat harus mandiri menegakkan keadilan, menegakkan kemanusiaan perekonomian dan cita-cita untuk membangun masyarakat mandiri. Sehingga, tidak ada lagi ketika proses demokrasi selesai, pemilihan selesai tidak ada identitas yang tertinggal si A ini miliknya si ini, si B kelompok ini miliknya ini," tegasnya.

"Melihat dari pengalaman Pilpres kemarin bagaimana ada sebagian kelompok membawa politik identitas agama cukup kencang sehingga berbahaya bagi negara yang bhineka, yang plural. Jadi jangan sampai terjadi lagi di tahun ini," tambah Lukman.

Ia berharap masyarakat semakin cerdas dalam berdemokrasi dengan mengingat bahwa kemanusiaan tidak boleh lebih rendah dari kepentingan politik golongan.

"Harus makin dewasa bahwa proses berbangsa dan bernegara ini harusnya diwarnai dengan proses-proses yang penuh dengan persaudaraanhappy endingdan harus mulai meninggalkan pada patron yang bersandar pada bingkai kepada simbol-simbol agama identitas agama," tukasnya.

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU