Usai Cak Imin Cawapres Anies, Pengamat Politik: Elektabilitas Anies Naik di Basis NU!

author Danny

- Pewarta

Senin, 18 Sep 2023 14:27 WIB

Usai Cak Imin Cawapres Anies, Pengamat Politik: Elektabilitas Anies Naik di Basis NU!

Optika.id - Anies Baswedan sudah resmi berpasangan dengan Muhaimin Iskandar dalam melaju ke Pemilihan Presiden 2024. Dengan masuknya Muhaimin di Koalisi Perubahan menjadi pemicu dalam mengerekelektabilitas Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang selama ini menjadi lumbung suara penting bagi para Calon presiden (Capres).

Baca Juga: Cak Imin: Pilpres Dua Poros, Tiga Poros Tetap Harus Siap Menangkan AMIN

Demikian dikatakan pengamat politik Assoc Prof.Dr.TB.Massa Djafar ketika dihubungi, Minggu, (17/9/2023).

Dia menegaskan masuknya Muhaimin yang merupakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Koalisi Perubahan sudah pasti membawa dampak positif terhadap kemenangan pasangan Anies-Muhaimin (AMIN).

Oh itu, sudah pasti positif masuknya PKB bukannya tanpa perhitungan, sebab pengaruh PKB cukup kuat di tingkat nasional. Terlebih, elektabilitas partai yang dipimpin Muhaimin itu belakangan terus menanjak.

Menurut dosen Pasca Sarjana Universitas Nasional, PKB menguasai kantong-kantong suara khususnya di wilayah Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Disamping itu, masuknya PKB di Koalisi Perubahan dapat memperkuat kekuatan politik dari masyarakat Nahdlatul Ulama (NU).

Dengan bergabungnya PKB menaikan elektabilitas Anies Baswedan sebagai Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan.

Peneliti politik Indonesia dari Harvard University, Seth Soderborg, menilaiAnies Baswedanmenggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)Muhaimin Iskandarsebagai Bakal calon wakil presiden (Bacawapres) pendampingnya merupakan strategi yang bagus. Khususnya untuk menjaring suara dari kalangan kiai di Jawa Timur.

Sekarang ada kesempatan Anies dapat banyak (suara) dari kiai itu dan strategi itu saya pikir strategi bagus. Karena Anies sudah lama lemah di Jawa Timur, dan tidak bisa menang pemilihan presiden kalau lemah di Jawa Timur, kata Seth dalam rilis survei virtual Polling Institute bertajuk Peta Persaingan Capres-cawapres dan Isu-isu Terkini.

Elektabilitas Naik

Hasil survei Politika Research and Consulting (PRC) selepas Anies Baswedan menggandeng Muhaimin Iskandar mencatat tingkat keterpilihan atau elektabilitas Anies meningkat signifikan di bulan September 2023 pasca deklarasi pasangan Anies-Muhaimin.

Baca Juga: Respon Cak Imin Soal Kaesang Gabung PSI, Selamat Menjalani Politik Baru!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam survei itu, elektabilitas Anies di Jatim melonjak. Jumlahnya naik menjadi 18 persen lebih pasca-deklarasi Cawapres Muhaimin. Serta naik dibandingkan posisi April 2023 yang 14 persen menjadi 18,3 persen pada September 2023.

Mengutip hasil survei Litbang Kompas pada 27 Juli7 Agustus 2023 menunjukkan bahwa elektabilitas PKB kini menyodok ke peringkat ketiga dengan perolehan suara 7,6 persen. PKB menyalip Partai Golkar yang mengantongi 7,2 persen dan Partai Demokrat yang turun ke 7 persen.

Padahal, dua bulan sebelumnya, Mei 2023, elektabilitas PKB masih 5,5 persen. Artinya, dalam dua bulan, elektabilitas PKB meningkat 2,1persen-membuatnya hanya berada di bawah PDI Perjuangan (24,4 persen) dan Gerindra (18,9 persen).

Partai Kebangkitan Bangsa memiliki perjalanan yang panjang dalam Pemilu di Indonesia. Berdiri sejak 1998, PKB langsung berpartisipasi menjadi peserta Pemilu 1999.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), pada pemilu perdananya PKB langsung mengantongkan 13.321.837 suara nasional atau 12,62 persen dari suara sah.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.034.707 suara disumbang oleh Jawa Timur. Daerah ini memang menjadi loyalis dan lumbung utama PKB, lalu disusul Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta.

Sementara pada Pemilu 2004, perolehan PKB menurun menjadi 11.989.564 suara. Perolehan itu sebagian besar disumbang oleh Jawa Timur sebesar 6.297.366 suara.

Penyusutan suara PKB besar-besaran terjadi pada Pemilu 2009, yang hanya mencapai 5.146.302 suara. Jawa Timur menyumbang 11,8 persen dari total perolehan PKB atau sekira 607.263 suara.

Kemudian pada Pemilu 2014 dan 2019 angkanya kembali naik. PKB meraih13.570.097 (9,69 persen), masuk urutan keempat setelah PDI-Perjuangan memperoleh suara sebanyak 27.053.961 (19,33 persen), Partai Gerindra 17.594.839 (12,57 persen) dan Partai Golkar 17.229.789 (12,31 persen).

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU