Megawati Bicara Tak Bisa Tiba-Tiba Jadi Ketum, Sindir Kaesang?

author Eka Ratna Sari

- Pewarta

Senin, 02 Okt 2023 14:14 WIB

Megawati Bicara Tak Bisa Tiba-Tiba Jadi Ketum, Sindir Kaesang?

Optika.id - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menggarisbawahi pentingnya perjuangan bawahannya dalam berkarir politik. Dalam pidato penutupan Rakernas IV PDIP, Megawati menegaskan bahwa aturan partai tidak memungkinkan seseorang yang baru bergabung dengan cepat menduduki posisi kepemimpinan tertinggi.

"Tidak mungkin orang lain itu tiba-tiba bisa menjadi ketua umum. Karena terus siapa yang mau milih kalau tiba-tiba orang luar yang dipilih. Dan itu melanggar AD/ART," tegasnya di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023).

Baca Juga: KPK Tanggapi Laporan Dosen UNJ ke Kaesang Soal Private Jet!

Megawati juga mencermati tren politik di Indonesia di mana politik sering dimanipulasi untuk mencapai kekuasaan pribadi atau kelompok. Politik kadang-kadang hanya dianggap sebagai alat untuk menggalang kekuatan demi kepentingan politik semata.

Baca Juga: Beberapa Partai Batal Usung Kaesang, KIM Plus di Jateng Ambyar

"Politik itu sering kali hanya dilihat sebagai penggalangan kekuatan untuk mendapatkan kekuasaan politik belaka. Kalau kita melihat ada yang dengan menawar-nawarkan jabatan strategis tertentu, ada pula yang memberikan privilege kebijakan yang menguntungkan diri sendiri atau kelompoknya, ada yang menawarkan hal-hal yang sebenarnya tidak rasional namun dianggap wajar demi meraih kekuasaan," jelas Megawati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pernyataan Megawati ini mencerminkan pandangan bahwa pengalaman dan dedikasi dalam partai serta perjuangan politik yang tulus harus menjadi landasan bagi seseorang untuk menduduki posisi kepemimpinan.

Baca Juga: Analis Sebut Gerindra-Golkar Tak Mungkin Usung Kaesang di Pilgub Jakarta

Tentu saja, pernyataan Megawati juga menarik perhatian terkait dengan pengangkatan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang terjadi dengan cepat setelah bergabung sebagai kader. Hal ini menciptakan kritik dan perdebatan terkait penyalahgunaan kekuasaan oleh ayahnya, Presiden Joko Widodo.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU