Ini Penyebab Utama Kecelakaan di Jalan Tol, Bagaimana Solusinya?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Sabtu, 21 Okt 2023 11:17 WIB

Ini Penyebab Utama Kecelakaan di Jalan Tol, Bagaimana Solusinya?

Optika.id - Keberadaan jalan tol dianggap sebagai alternative untuk mempersingkat waktu dan agar membuat lalu lintas semakin teratur dengan segala pembatasan yang ada sebagai aturan di jalan bebas hambatan tersebut. Kendati segala pembatasan dan pembangunan tersebut diharapkan membuat lalu lintas teratur, namun tak serta merta hadirnya jalan tol bisa menghilangkan risiko kecelakaan dalam berkendara.

Pemerintah, selain menggencarkan pembangunan jalan tol untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di berbagai daerah, seharusnya juga turut melakukan kontrol maupun pengawasan yang baik guna meminimalisasi angka kecelakaan yang terjadi di jalan tol.

Baca Juga: Kecelakaan di Pamekasan, Mantan Ketua Bawaslu Jatim Meninggal Dunia

Upaya tersebut misalnya membuat aturan tilang elektronik, membuat rest area pada jarak tempuh yang ideal hingga memasang rambu-rambu anjuran pembatasan kecepatan bagi pengemudi.

Keberhasilan jalan tol sebagai jalan bebas hambatan diakui oleh National Sales Manager PT Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono dalam keterangannya yang dikutip Optika.id, Sabtu (21/10/2023) yang menyebut jika keberhasilan tersebut berjalan selaras dengan rendahnya tingkat kecelakaan lalu lintas. Kendati demikian dia tidak menampik bahwa masih banyak faktor eksternal yang akhirnya membuat kecelakaan di jalan tol tidak bisa dihindarkan.

Maka dari itu, dia menilai bahwa saat ini pengendara perlu bersikap proaktif dalam memperhatikan faktor eksternal yang meningkatkan keselamatan seperti kondisi kendaraan khususnya ban dan rem sebagai komponen penunjang.

Untuk meminimalkan risiko kecelakaan di jalan tol, Apriyanto membagikan penyebab kecelakaan di jalan tol berikut dengan sejumlah tips-tips khusus yakni:

Cuaca Ekstrem

Salah satu faktor eksternal yang bisa memperbesar risiko kecelakaan mobil di jalan tol yakni cuaca ekstrem seperti hujan deras. Hal ini dikarenakan, hujan deras bisa membuat jalan tol yang mulus terasa makin licin dan penuh genangan.

Cuaca ekstrem tersebut secara langsung mempengaruhi stabilitas kendaraan, visibilitas pengemudi hingga daya cengkram mobil yang akhirnya memicu hilangnya traksi ban pada permukaan jalan ketika melintasi genangan yang sering disebut dengan aquaplaning.

Untuk meminimalkan risiko kecelakaan akibat cuaca ekstrem ini, Apriyanto menganjurkan para pengemudi memilih ban, mengecek rem dan mesin kendaraan.

Baca Juga: Bus Tabrak Pembatas di Tol Kejapanan, 3 Penumpang Meninggal

Kebiasaan Menyetir

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, sebanyak 61% penyebab dari kecelakaan yakni faktor manusia yang lalai, termasuk di jalan tol. Jalan tol memang dirancang untuk kendaraan yang memiliki kecepatan tinggi, apalagi dengan karakteristik medan yang relatif lurus, minim tikungan, kemiringan dan elevasi membuat pengendara tidak sadar mengemudi kendaraan dengan kecepatan tinggi di jalan tol di atas 80km/jam.

Alhasil, dengan kecepatan yang tinggi tersebut, risiko terjadinya kecelakaan juga semakin meningkat. Pasalnya, sekosong dan selengang apapun jalan tol, hal tersebut tetap tidak bisa menjamin bahwa pengendara akan bebas dari risiko kecelakaan.

Maka dari itu, tetap jaga rata-rata kecepatan berkendara yang telah ditetapkan dan jaga jarak antar kendaraan serta memperhitungkan blind spot area yang kerap tidak terlihat di kaca spion maupun mata pengemudi. Upaya lainnya yakni hindari multitasking ketika menyetir seperti menggunakan ponsel agar selalu fokus dan waspada.

Pecah Ban

Baca Juga: 10 Orang Tewas dan 30 Luka-Luka Terhantam Truk Kontainer di Bekasi

Salah satu faktor eksternal lainnya yang menyebabkan kecelakaan di jalan tol yakni pecah ban. Pecah ban terjadi biasanya ketika ban tidak mampu mencengkram aspal ketika berkendara.

Ban umumnya kehilangan kemampuan mencengkram aspal ketika kondisinya sudah tidak prima misalnya tapaknya gundul dan kurang angina. Maka dari itu, selalu pastikan untuk menjaga kadar tekanan angina pada ban di angka 32 hingga 35 psi (per square inch).

Upaya lain untuk merawat dan mengantisipasi adalah melakukan pengisian angin ketika ban berada dalam kondisi dingin. Pasalnya, ketika ban masih panas, maka tekanan udara akan meningkat sehingga ban dapat memuai dan mengempis.

Selalu periksa ban dengan cermat untuk mengetahui apakah ada tanda kerusakan pada ban seperti aus, muncul benjolan, ban sobek dan lain sebagainya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU