Optika.id - Mantan Menteri Kesehatan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Siti Fadilah, menyatakan bahwa rakyat Indonesia di lima kota yang menjadi tempat penyebaran nyamuk wolbachia dijadikan sebagai objek percobaan, karena Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjalankan program tersebut secara diam-diam tanpa memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat.
Namun, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr Ngabila Salama, menegaskan bahwa warga Jakarta Barat bukanlah subjek percobaan. Menurutnya, fase penyebaran wolbachia merupakan praktik terbaik inovasi yang diperluas dari pengalaman positif di Yogyakarta untuk enam daerah lainnya.
Manusia bukan kelinci percobaan, karena saat ini fasenya sudah perluasan best practice inovasi di Yogyakarta untuk enam daerah lainnya, jelas Ngabila pada Rabu (29/11/2023).
Ngabila juga menyatakan bahwa wolbachia merupakan nyamuk inovatif yang aman saat menggigit manusia, dengan tujuan utama menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegepty.
Dia mengonfirmasi bahwa hasil penelitian independen dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menunjukkan bahwa efek jangka panjang dari wolbachia sangat kecil dan tidak berdampak buruk bagi manusia, nyamuk, dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, Ngabila memastikan bahwa berita negatif tentang wolbachia merupakan hoaks karena sudah terbukti secara ilmiah.
Sebelumnya, Siti Fadilah mengungkapkan program penyebaran nyamuk wolbachia di Indonesia melalui unggahan video di saluran YouTube miliknya. Dia menyatakan bahwa program ini menuai protes dari berbagai kalangan ahli yang khawatir tentang efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkannya.
Editor : Pahlevi