“Slepetnomics”, Gagasan Yang Perlu Disempurnakan

author Danny

- Pewarta

Minggu, 24 Des 2023 07:59 WIB

“Slepetnomics”, Gagasan Yang Perlu Disempurnakan

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Optika.id - Di pemerintahan Amerika Serikat ada kebijakan ekonomi yang dicanangkan oleh presiden yang berkuasa dan menjadi referensi pembangunan ekonomi negaranya. Yang saya ingat adalah Reaganomics dan Obamanomics. Reaganomics mengacu pada kebijakan ekonomi Ronald Reagan, presiden AS ke-40, yang menjabat dari 19811989. Kebijakan ekonominya menyerukan pemotongan pajak yang meluas, penurunan pengeluaran sosial, peningkatan pengeluaran militer, dan deregulasi pasar domestik. Kebijakan-kebijakan ini diperkenalkan sebagai tanggapan terhadap periode stagflasi ekonomi yang berkepanjangan yang dimulai di bawah Presiden Gerald Ford pada tahun 1976. Reaganomics ini dipengaruhi oleh teori trickle-down dan ekonomi sisi penawaran. Memang di bawah pemerintahan Presiden Reagan, tarif pajak marjinal menurun, pendapatan pajak meningkat, inflasi menurun, dan tingkat pengangguran turun.

Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Ke 2 Terhadap Trump

Sementara itu Obamanomics mengacu pada kebijakan ekonomi mantan Presiden AS Barack Obama. Istilah ini sering dikaitkan dengan program stimulus yang digunakan untuk memerangi resesi hebat. Contoh kebijakan ini termasuk Undang-Undang Pemulihan dan Reinvestasi Amerika 2009, yang merupakan paket stimulus ekonomi senilai $ 831 miliar, dan bailout industri otomotif AS tahun 2009.

Mungkin terinspirasi dari istilah kebijakan ekonomi di Amerika Serikatitu calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menintrodusir istilah yang tidak semua orang di Indonesia ini faham yaitu Slepetnomics dalam acara debat cawapres di Jakarta Convention Center, Senayan pada hari Jumat tanggal 22 Desember 2023. Tak ayal masyarakat luas membanjiri mesin pencari kata di google ingin mengetahui apa arti Slepet itu.

Slepet, menurut Cak Imin adalah tradisi santri di pesantren untuk membangunkan temannya dengan cara melecutkan atau melibaskan sarung yang sudah diplintir sedemikian rupa sehingga menjadi semacam cambuk kepada temannya itu.

Seingat saya tindakan memecutkan sarung ke teman itu tidak hanya berlaku di pesantren namun sudah umum juga di daerah lain terutama di pulau Jawa. Saya sendiri yang asli Surabaya diwaktu kecil tahun1960 an sering melakukan slepet itu ketika bermain-main dengan teman sehabis mengaji di Langgar atau Musholla.

Baca Juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menggunakan istilahslepet sarung sebagai kiasan memberantas ketidakadilan. "Sarung ini adalah simbol kesetaraan dan keadilan. Sarung itu lembut rasanya bagi semua, tapi jangan salah, di tangan orang yang benar, dia juga bisa jadi slepetan bagi yang curang dan tidak adil," ujar Cak Imin dalam sesi penutup debat cawapres yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Cak Imin kemudian menjelaskan bahwa slepetnomics adalah gagasan ekonomi yang sudah diuji oleh para pakar yang berbasis kepada pengalaman batin, dan pengalaman rasa. "Dengan gagasan itu, ke depannya proyek yang menyedot begitu banyak uang rakyat demi memenuhi selera seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) kita slepet! Kita hadirkan perubahan berupa pemerataan dan pembangunan seluruh kota dan desa di Indonesia," tegasnya.

Nampaknya inti dari gagasan Cak Iminitu adalah soal pengelolaan pembangunan ekonomi yang benar dengan cara meniadakan ketidak adilan dalam pembangunan atau ketimpangan pembangunan antara wilayah dan derah di nusantara ini. Termasuk didalamnya penggunaan anggaran negara secara efisien dan prudence atau penuh kehati-hatian.

Baca Juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Sebagai sebuah gagasan Slepetnomics itu sah-sah saja, namun sayangnya itu masih merupakan tawaran ide kebijakan ekonomi yang normatif belaka, tidak detail seperti gagasan yang sudah dijalankan di Amerika Serikat diatas yaitu Reaganomics dan Obamanomics yang menyangkut kebijakan pajak, penurunan angka inflasi dan pengangguran, deregulasi pasar domestik, investasi, bailout industi otomotif dsb.

Kalau pasangan capres dan cawapres nomor urut 1 itu masih serius mengusung istilah Slepetnomics, maka sebaiknya gagasan atau idenya dirumuskan kembali secara komprehensif dan detail. Tentu dengan melibatkan para pakar yang ahli di bidang pembangunan ekonomi.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU