Menyoal Pembelian Alutsista Bekas

author Danny

- Pewarta

Senin, 08 Jan 2024 07:36 WIB

Menyoal Pembelian Alutsista Bekas

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Ke 2 Terhadap Trump

Optika.id - Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan menyinggung soal Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia (Alutsista) yang masih dibeli bekas. Hal tersebut disampaikan Anies dalam paparan debat Capres di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, (7/1/2024).

Secara geopolitik Indonesai ini di kelilingi dengan berbagai manuver politik dan militer dari negara-negara maju, misalkan di laut Cina Selatan beberapa negara ASEAN dan Amerika Serikat berhadapan dengan kepentingan Cina yang mengklaim wilayah laut Cina Selatan itu adalah wilayah teritorialnya yang berdasarkan Nine Dash Lines atau 9 titik garis yang salah satu titiknya menyasar ke kepulauan Natuna milik Indonesia. Di wilayah Selatan Indonesia juga menyaksikan aliansi pertahanan Amerika Serikat dan Australia serta perebutan pengaruh antara Cina dan Amerika Serikat di kawasan kepulauan Pasifik seperti negara Fiji, Solomon, PNG dsb.

Melihat konstelasi geopolitik dan militer itu, maka mau tidak mau Indonesia harus memperbarui Alutsistanya, karena itu tidak bisa Indonesia mengandalkan peralatan militer bekas dari negara lain dalam menghadapi dinamika pertarungan global itu.

Pada bulan Juni tahun lalu, Kementerian Pertahanan mengumumkan bahwa Kementerian telah menandatangani kesepakatan pada bulan Januari, senilai sekitar 733 juta euro (US $ 801,68 juta), untuk jet Mirage bekas dengan Excalibur International, sebuah unit dari perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovak Group (CSG). Perusahaan bertindak sebagai agen untuk penjualan, dan jet ditetapkan akan dikirim dalam waktu 24 bulan setelah penandatanganan. Rencana itu dikritik oleh beberapa anggota parlemen dan analis militer yang menganggap jet terlalu tua untuk sepadan dengan harganya. Namun Prabowo membela kesepakatan itu, dengan mengatakan itu adalah langkah penghentian menjelang kedatangan jet Rafale baru dari Prancis yang diharapkan pada 2026.

Baca Juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol

Anggota parlemen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tubagus Hasanuddin seorang Jendral TNI purnawirawan, yang duduk di Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat yang mengawasi pertahanan dan intelijen, mengatakan kepada media, "Kami telah meminta menteri untuk mempertimbangkan kembali pembelian dari awal. Apa yang begitu mendesak sehingga kita harus membeli jet tua bekas?". "Kita perlu mengawasi setiap pengadaan yang direncanakan oleh Kementerian Pertahanan, jadi ada baiknya masalah ini muncul [menjelang debat ketiga] sehingga publik sadar," kata Tubagus, yang partainya mendukung Ganjar dalam pemilihan presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Indonesia telah lama berusaha untuk mengganti armada udaranya yang menua, yang sebagian besar terdiri dari jet F-5 Tiger buatan Amerika Serikat, jet Hawk 109/209 buatan Inggris dan jet Sukhoi Su-27 dan Su-30 Rusia.

Indonesia pernah membeli hampir sepertiga kapal bekas milik Angkatan Laut Jerman Timur berkat desakan almarhum BJ. Habibie. Pembelian terdiri dari 16 Korvet kelas Parchim, 14 kapal pendarat tank dan 12 kapal penyapu ranjau. Kesepakatan untuk membeli puluhan kapal dari Angkatan Laut Jerman Timur menelan biaya USD 482 juta.

Baca Juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Saya pernah mendampingi Panglima Armada Pasifik Amerika Serikat bersama diplomat AS melakukan Kunjungan Kehormatan ke Panglima Armada Timur di Surabaya. Ketika meliwati sederetan puluhan kapal perang bekas dari Jerman Timur itu, si Panglima berguman sayang kapal-kapal itu tidak berfungsi bila ada perang.

Membeli Alutsista bekas memang counter-productive, disamping mengeluarkan dana besar juga dari segi perawatannya sangat mahal biayanya. Indonesia sebenarnya mampu membeli Alutsista baru meskipun memerlukan dana besar asal uang negara tidak dikorupsi. Bayangkan korupsi yang terjadi di negeri kita sudah menelan trilunan uang negara.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU