Optika.id - Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyebut ibu-ibu jadi kunci dalam mewujudkan negara yang kuat.
Hal ini disampaikan olehnya dalam sambutannya pada acara Harlah ke-78 Muslimat NU yang digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, (20/1/2024).
Acara harlah muslimat NU ini juga dihadiri oleh Presiden Jokowi, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Sekjen PBNU Gus Ipul, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Habib Luthfi bin Yahya, Istri Gus Dur Sinta Nuriyah Wahid.
Di awa sambutannya, Gus Yahya menyapa sejumlah ibu-ibu yang memenuhi GBK. Ia menyoroti bagaimana para hadirin di tempat acara, duduk bersama di bawah. Menunjukkan kesetaraan, baik laki-laki maupun perempuan.
"Mohon izin lapor juga Bapak Presiden di antara lautan ibu-ibu ini, tidak sedikit nyai-nyai dengan ribuan santri, nyai-nyai yang disayuti jamaah-jamaahnya, nyai-nyai yang ditakuti kyai-kyai," kata Gus Yahya dalam pantauan Optika.id melalui YouTube KompasTV.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua PBNU itu melanjutkan, peran ibu-ibu sangat sentral. Termasuk dalam membentuk negara yang kuat. "Cita-cita peradaban dan perjuangan untuk cita-cita peradaban itu harus dimulai dengan mewujudkan negara yang kuat dan para ulama tahu untuk mewujudkan negara yang kuat ibu-ibu adalah kunci ibu-ibu," tambahnya.
Yahya juga menyebut, perempuan merupakan tiang negara. Maka dari itu, demi kuat negara kesatuan Republik Indoneisa, terangkat martabat negara kesatuan republik Indonesia di tengah-tengah bangsa, demi cita-cita peradaban Nahdlatul Ulama. "Ibu-ibu muslimat siap untuk bergerak bersama berjuang bersama menopang kejayaan bangsa dan negara," pungkasnya.
Editor : Pahlevi