Anwar Ibrahim Membungkam Wartawan Barat

author Dani

- Pewarta

Senin, 18 Mar 2024 22:41 WIB

Anwar Ibrahim Membungkam Wartawan Barat

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Cina Terus Mendekati Indonesia

Surabaya (optika.id) - Negeri jiran kita Malaysia memiliki Perdana Menteri mantan seorang aktivis mahasiswa, bacaan bukunyab anyak, pengalaman yang panjang di kehidupan politik, intonasi bicaranya mantap dan sangat memahami isu-isu yang dibicarakan – beliau adalah Datuk Sri Anwar Ibrahim yang waktu masih menjadi aktivis mahasiswa mempunyai banyak sahabat di Indonesia antara lain almarhum cak Prof. Nurcholis Majid, Fahmi Idris, Mar’ie Muhammad dsb. Dengan pengalaman seperti itu Datuk Sri Anwar Ibrahim dengan bahasa Inggris yang mantap secara tegas mampu membungkam wartawan Jerman ketika konferensi pers dengan Kanselir Jerman Scholz tanggal 11 Maret 2024 lalu di Berlin, Jerman – tentang isu perang Israel dan Hamas di Gaza.

Seperti diketahui media barat baik di Amerika Serikat maupun Eropa sangat mendukung Israel dan selalu menuntut pihak yang diwawancarainya untuk mengutuk Hamas dalam serbuannya ke Israel 7 Oktober itu, merekajuga menuntut yang diwawancarai untuk menyetujui tindakan brutal Israel terhadap warga Palestina di Gaza sebagai tindakan pembelaan diri. Sikap wartawan barat itu sama dengan sikap pemerintahnya yang sangat mendukung Israel dengan membiarkan tindakan genosida yang membunuh 30 ribu lebih warga gaza dimana 40% nya adalah anak-anak, bahkan bayi.

Perdana Menteri Malaysia itu menolak dengan tegas sikap negara barat yang hanya fokus pada serangan Hamas keIsrael tanpa mengindahkan kenyataan bahwa Israel telah menjajah Palestina puluhan tahun. PM Malaysia Anwar Ibrahim menyerukan pendekatan komprehensif terhadap konflik Israel-Hamas, dan seruannya itu mendapatkan daya tarik global. Postingan wartawan Barat tentang klipviral itu memperkuat penekanannya dalam mengatasi ketidakadilan historis dan hak-hak individu.

Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim menekankan bahwa penyelesaian konflik Israel-Hamas lebih dari sekadar pembebasan sandera. Anwar menjawab pertanyaan tentang sifat diskusinya saat ini dengan kepemimpinan politik Hamas dan berbagi pandangannya tentang peristiwa 7 Oktober 2023, yang menyebabkan situasi penyanderaan yang sedang berlangsung dicap sebagai tindakan terorisme. Anwar menggarisbawahi kompleksitas konflik, menyatakan bahwa pendekatan sepihak yang berfokus pada satu masalah (serangan Hamas 7 Oktober 2023) tidak dapat menghapus 60 tahun kekejaman pemerintah Israel terhadap warga Palestina.

Baca Juga: Nilai Rupiah Anjlok

Dia menyoroti pentingnya mengakui hak-hak semua individu yang terlibat, termasuk isu-isu yang berkaitan dengan pemukiman illegal warga Israel, perampasan, hak atas tanah, martabat, yang semuanya berdampak terhadap laki-laki, perempuan, dan anak-anak Palestina. Mengekspresikan ketidakpuasannya dengan diskusi yang hanya berkisar pada insiden 7 Oktober, Anwar menegaskan kembali perlunya solusi yang adil dan bersahabat untuk konflik tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Klip konferensi pers Datuk Anwar Ibrahim itu dengan cepat menjadi viral di platform media sosial, menarik perhatian internasional dan mengumpulkan jutaan follower. Sebuah klip yang dibagikan oleh penyiar Inggris-Amerika Mehdi Hasan dan filsuf-jurnalis Portugis Bruno Maçães memperoleh daya tarik yang signifikan, dengan masing-masing 1,7 juta dan 2,4 juta orang yang menontonya.

Maçães, dalam postingannya, menggambarkan pembicaraan antara Scholz dan Anwar sebagai "menakjubkan," menekankan perspektif global yang berubah. Dia berkomentar, "Kita hidup di dunia baru, Jerman hanya tidak mendapatkan momen itu." Sementara itu posting Mehdi Hasan menyoroti representasi Anwar darisuara mayoritas, dengan menyatakan, "Kita telah mencapai titik di mana perdana menteri Malaysia sekarang berbicara untuk mayoritas rakyat dunia dan bukan pemimpin Eropa atau Barat."

Baca Juga: Korupsi Turun Temurun

Dalam klip viral, Kanselir Scholz masih menegaskan hak Israel untuk membela diri terhadap serangan teroris Hamas. Dia juga menekankan hubungan kuat Jerman dengan Israel, menyatakan dukungan untuk pembebasan sandera, penyediaan bantuan kemanusiaan, dan perspektif solusi dua negara.

Indonesia dulu banyak memiliki orang yang cerdas dalam berdiplomasi dengan negara lain di luar negeri; itu dulu……Sekarang saya berkhayal Indonesia bisa memiliki pemimpin yang kapabel, bacaannya banyak, referensinya banyak, kosa kata nya indah dan runtut serta memiliki pengetahuan yang luas tentang negaranya sendiri, karakter dan budaya bangsanya serta isu-isu internasional agar dapat berdiri dengan kepala tegak berhadapan dengan para pemimpin didunia.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU