Serangan Teroris di Moskow, AS Tahu Sebelumnya?

author Dani

- Pewarta

Sabtu, 23 Mar 2024 17:34 WIB

Serangan Teroris di Moskow, AS Tahu Sebelumnya?

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Diiming-imingi HGU 500 tahun pun Investor Belum Mau Masuk

Surabaya (optika.id) - Pada hari Jumat tanggal 222 Maret 2024 orang-orang bersenjata dalam seragam tempur melepaskan tembakan dan meledakkan bahan peledak di Balai Kota Crocus Moskow, menewaskan sedikitnya 60 orang dan melukai 145 dalam serangan berani yang  diklaim oleh kelompok ISIL (ISIS). Setidaknya lima pria bersenjata berpakaian kamuflase dengan senjata otomatis menyerbu ke ruang konser yang penuh sesak di pinggiran barat ibukota Rusia pada Jumat malam ketika penonton berkumpul untuk menonton band rock veteran Picnic, menembak kekerumunan dan memicu bahan peledak yang memicu kebakaran besar.

Narasi dari AS dan sekutunya negara-negara barat mengecam tindakan ISIS itu, namun pemerintah Rusia sendiri tidak membenarkan klaim barat soal ISIS dan menuduh anasir dari Ukraina yang bertanggung jawab. Larry C. Johnson mantan pejabat analis badan intelijen AS - CIA Amerika Serikat malah meragukan klaim barat itudan nampaknya percaya bahwa pemerintahnya ikut terlibat.  Karena menurut dia kedutaan besar AS di Moskow mengeluarkan peringatan bahwa "ekstremis" memiliki rencana segera untuk serangan di Moskow. Pada Jumat malam, seorang pejabat AS mengatakan Washington memiliki intelijen yang mengkonfirmasiklaim tanggung jawab ISIS atas serangan terhadap Balai Kota Crocus. Larry bertanya “kok AS tahu ada ancaman itu?”, dan kalau AS memiliki informasi intelijen seperti itu apakah sudah di share ke pemerintah Rusia?”

Menurut Larry pada 7 Maret, Kedutaan Besar AS di Moskow mengeluarkan peringatan berikut: Kedutaan sedang memantau laporan bahwa ekstremis memiliki rencana segera untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow, termasuk konser, dan warga AS harus disarankan untuk menghindari pertemuan besar selama48 jam ke depan.

Baca Juga: Di Tempat Saya Satu Bungkus Nasi Rp 5.000,-

“Yang perlu Anda pahami adalah bahwa peringatan ini tidak dikeluarkan atas kebijaksanaan kedutaan. Ini disetujui di Washington, DC di Main State dan akan membutuhkan beberapa intelijen yang dianggap agak spesifik dan "kredibel." Kata Larry.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan komentar publik oleh Maria Zakharova dari Kementrian Luar Negeri Rusia, setelah peringatan 7 Maret, dan setelah serangan hari Jumat itu, tampaknya Amerika Serikat tidak membagikan informasinya dengan Rusia.

Baca Juga: Komunikasi Politik Yang Menyentuh Perasaan

Yang aneh lagi menurut Larry C. Johnson adalah bahwa Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataan dalam waktu dua jam setelah pemboman – “ingat, kita masih belum tahu berapa banyak penyerang, jenis senjata apa, berapa banyak korban, dan apakah atau tidak,  mereka adalah sandera - menyatakan bahwa Ukraina tidak bertanggung jawab atas hal ini. Bagaimana Deplu AS tahu itu? Ini sangat menunjukkan bahwa Amerika Serikat memiliki intelijen, yang tidak berbagi dengan Moskow.

Kita di Indonesia perlu mengambil pelajaran dari kejadian seperti itu bahwa kalau ada negara-negara asing mengeluarkan pernyataan atau pengumuman tentang Travel Warning misalnya, maka pemerintah terutama komunitas intelijen Indonesia harus jeli melakukan analisa tentang kebenaran informasi seperti itu.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU