Jangan Ada Bentrok Diantara Aparat Keamanan Negara

author Danny

- Pewarta

Rabu, 29 Mei 2024 07:25 WIB

Jangan Ada Bentrok Diantara Aparat Keamanan Negara

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Surabaya (optika.id) - Pada waktu kecil tahun 1950-1960 an ketika saya masih sekolah di SR atau Sekolah Rakyat (sekarang SD) saya sering masuk Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya yang lokasinya dekat dengan kampung saya, tentu masuknya nunut atau numpang masuk orang-orang dewasa karena saya tidak mampu membeli tiket masuk. THR waktu itu merupakan tempat hiburan utama di kota Surabaya, maka banyak warga kota yang menghabiskan waktunya ditempat ini. Warga yang datang itu termasuk banyak dari TNI Angkatan Laut maklum Surabaya adalah pangkalan Angkatan Laut utama di Indonesia seperti di Norfolk Virginia pangkalan utama Angkatan Laut Amerika Serikat.

Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Ke 2 Terhadap Trump

Karena seringnya saya masuk THR maka saya terbiasa melihat anggota TNI AL dari pangkat rendah sampai pangkat tinggi. Saya hafal pakaiannya matros/kelasi TNI AL yang pakaian putih seperti kelasinya Angkataan LautAS, saya juga tahu personil DP KKO AL atau Dinas Polisi Korps Komando AL atau KKO (sekarang Marinir) yang riwa riwi bertugas untuk mengawasi kedisiplinan anggota TNI AL, kalau kelasi AL cara berpakaiannya awut-awutan maka yang bersangkutan diadili ditempat oleh DP itu. Dinas polisi KKO AL inilah yang sekarang dikenal sebagai POMAL atau polisi Militer Angkatan Laut.

Meskipun Surabaya bukan markasnya Polri, di THR itu pula saya familiar dengan hadirnya banyak anggota Mobrig atau Mobil Brigade (sekarang Brimob) Polisi. Saya mendapat cerita dari orang-orang tua di kampung saya bahwa sebagian besar mereka itu dari Menpor atau Resimen Pelopor yang terkenal waktu itu. KKO, RPKAD, PGT (Pasukan Gerak Cepat Angkatan Udara, sekarang Kopasgat) dan Menpor memang dikenal rakyat karena keterlibatan mereka dalam penugasan menumpas pemberontakan dalam negeri, ikut diterjunkan di Kalimantan Utara waktu Konfrontasi dengan Malaysia dan penugasan berperang dalam rangka pembebasan Irian Barat (sekarang Papua). Khusus anggota Menpor Polisi itu sekarang banyak yang direkrut menjadi anggota Densus 88 pasukan khusus Polri dalam menumpas terorisme.

Kedua pasukan yang saya kenal waktu kecil dulu itu DP KKO AL (sekarang POMAL) dan pasukan khusus polri yang sekarang menjadi Densus 88 sekarang berhadap-hadapan dan rawan terjadinya konflik antar anggota aparat keamanan.

Baca Juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol

Hampir semua media memberitakan situasi yang menegangkan ketika pejabat tinggi Kejaksaan Agung diintai saat makan malam; yang mengintai salah satu anggota pasukan anti terror itu. Kemudian diberitakan Gedung Kejaksaan Agung diputari pasukan motor bersirine. Yang dikomando mobil bersirine pula. Masih ada lagi: Gedung Kejaksaan Agung dibayang-bayangi drone. Sampai aparat di gedung menyiapkan senjata untuk menembaknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lalu siapa yang membuntuti, mengintai, mengirim sirine dan menerbangkan drone itu? Yang tujuannya sudahbanyak dibahas: untuk meneror Kejaksaan Agung. Khususnya Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Febrie Adriansyah. Ia orang Jambi yang hebat. Yang juga membongkar soal korupsi BTS. Soal Jiwasraya. Soal Asabri. Dan banyak lagi yang semuanya jadi puting beliung yang Sekarang sedang membongkar kasus korupsi timah di Bangka. Rp 271 triliun. Yang kian hari kian melebar.

Mengerahkan anggota Densus 88, menerbangkan drone itu tentu lewat komando atau perintah dari atasan. Tidakmungkin mereka bergerak sendiri. Sampai sekarang belum ada yang mengakui siapa yang memberi perintah itu. 

Baca Juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Lalu TNI kirim Polisi Militer dan ada juga yang memberitakan anggota Marinir menjadi tim pengamanan menjaga Kejaksaan Agung. Tim ini dilaporkan menangkap bahasa halusnya mengamankan anggota Densus 88 dan dinterogasi dimana dia mengakui bahwa ada puluhan anggota Densus lainnya yang terlibat dalam misi pengingtaian Kejaksaan Agung.

Saya yang waktu kecil mengidolakan pasukan khusus Angkatan Laut KKO yang sekarang menjadi Marinir dan pasukan elit Polri yang sekarang ada yang masuk di jajaran Densus 88 anti terror itu berharap agar tidak ada pihak-pihak yang membenturkan sesama aparat keamanan negara demi melindungi kejahatan korupsi karena harganya sangat mahal apabila terjadi bentrok antar kesatuan aparat keamanan itu sebab akan memunculkan dendam berkepanjangan diantara sesama aparat.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU