Optika.id-Dua tahun terakhir, angka penempatan pekerja migran Indonesia pada negara-negara penempatan, jauh mengalami penurunan dan ini memperihatinkan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh, Kepala BP2MI Indonesia, Benny Rhamdani di acara Rakornas di Bali pada, Kamis (4/11/2021).
Ia juga menjabarkan, pada Tahun 2019 penempatan PMI ke negara-negara penempatan hanya berada di angka 113 ribu.
"Kalau dalam kondisi normal, 277 ribu yang kita tempatkan, maka telah kehilangan kesempatan bekerja bagi anak-anak bangsa kita kurang lebih 160 ribu. Tahun 2020 bahkan menurun lagi lebih jauh kita hanya bisa menempatkan 55 ribu," paparnya.
Jika angka ini dikompres ke jumlah 277 ribu penempatan setiap tahun dan dalam kondisi yang normal, maka anak-anak bangsa yang kehilangan kesempatan bekerja kurang lebih 220 ribu.
Ia berharap semoga kondisi Covid-19 saat ini yang rate positif-nya angkanya sudah membaik dapat menjadi pertimbangan tahun 2022 negara-negara penempatan membuka kembali lapangan pekerjaan.
"Nantinya dalam program Rencana aksi 2022 akan kita jadikan tahun penempatan pekerja migran di Indonesia. Yang pasti dari 9 program prioritas kita sudah menetapkan salah satu program menjadikan PMI warga negara yang VIP. Ini bukan basa-basi," tuturnya.
Benny menilai, PMI merupakan pahlawan bagi negara, di mana telah menyumbangkan devisa ke negara sebanyak 159,6 triliun.
Bahkan termasuk penyumbang devisa terbesar kedua setelah sektor migas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Maka dari itu, negara tidak boleh membiarkan begitu saja jika para PMI tiba di bandara ataupun tempat transit lainnya dan mengalami ketelantaran. Hingga menjadi objek pemerasan dari pihak-pihak tertentu.
"Sehingga di era pandemi kita siapkan bus antar jemput ke Wisma Atlet. Mereka yang bermasalah dengan penanganan pembiayaan hingga kembali ke daerah asal."
"Mereka yang meninggal, kita antar dengan ambulans. Mereka yang tiba ke bandara, kita siapkan petugasnya untuk berikan pelayanan. Ada juga fast track ketika memasuki pemeriksaan imigrasi bagaimana mereka tidak boleh dicampur dengan penumpang umum," tandasnya.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Amrizal
[removed][removed]
Editor : Pahlevi