Guru: Mengeluh dalam Senyap

author optikaid

- Pewarta

Kamis, 25 Nov 2021 17:41 WIB

Guru: Mengeluh dalam Senyap

i

Guru: Mengeluh dalam Senyap

[caption id="attachment_8729" align="alignnone" width="239"] Suyanto, M.Si[/caption]

Hari ini, 76 tahun yang lalu bangsa Indonesia telah bangkit mengepak nasionalismenya hanya lantaran jasa agung pendidikan. Dan guru, ialah figur pejuang yang menyadarkan tentang pentingnya kesatuan dan persatuan hingga mewujud dalam NKRI. 

Kemenangan Jepang atas Rusia (1905) lantas mengilhami para pejuang yang melek huruf dari hasil pendidikan itu, kemudian melahirkan organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 adalah gerak nasionalisme yang muncul karena pendidikan. 

Soedirman Guru SMP Muhammadiyah

Para tokoh selalu membaca berita dunia dari kabar tertulis dan mendengar informasi lisan karena mereka telah menjadi intelektual yang mengikuti jiwa jaman pada masanya. Soedirman yang telah maton menjadi guru di SMP Muhammadiyah dengan kecintaan yang tinggi, kemudian harus lompat pagar ke dunia militer adalah tuntutan keadaan di era itu. Namun jiwa paedagog, psikolog, dan penggerak kebangsaan telah matang dan menyatu dalam jiwanya.

Tujuh Puluh Enam tahun yang lalu, guru di masa revolusi telah mengawal negeri ini dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia. Tujuh Puluh Enam  tahun bukanlah muda, tetapi kepekaan merasakan kondisi bangsa tentu lebih dewasa dan matang dibanding profesi yang lain. Guru telah benar-benar menjadi buah bibir, "Aku bisa begini karena guruku, guru kami, guru kita". Lantas para guru tidak membusungkan dada atau membesarkan kepala bukan?, ya tentu tidak ingin, justru syukur dan pecah tangis kebahagiaannya menambah berlipat pahalanya.

Guru Tidak Naik Gaji  

Kini setelah 76 tahun, apa yang mereka minta?. Guru terus mengalir seperti air sungai yang tak dangkal. Mereka tak ingin mengikis batu, tetapi mengeluh dalam senyap. Guru tidak naik-naik gajinya, ya tidak membandingkannya dengan negara tetangga. Guru disodori peraturan dan kewajiban serta tuntutan terbaru yang melilit tenaganya, ya tidak membandingkan dengan profesi lainnya. Bagi guru esde atau em i, para siswa sudah bisa baca tulis dan berakhlak baik itu sudah tugas mulia. 

Bagi guru esempe atau en te es para siswa sudah bertambah wawasannya dan makin mulia akhlaknya, guru sudah cukup bangga. Dan bagi guru esema esemka, atau em a para siswanya sudah terampil dan mahir dalam talenta dan bakat serta mampu mengembangkannya, dan mampu meningkatkan kehalusan budi pekertinya,  itu sudah luar biasa. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dan terakhir, jika guru dalam tugas mulianya kemudian ada kenaikan gaji yang meroket secara tiba-tiba, itu bukan kebahagiaan dalam senyap, tetapi harapan guru  yang senyatanya daripada uang negara dikorupsi oleh oknum-oknum yang moralnya luar biasa. Padahal mereka tidak pernah berdoa agar kelak murid-muridnya menjadi koruptor berkelas dunia.

Selamat HUT PGRI ke-76 dan Hari Guru Nasional (HGN) 2021.

*) Staf Ahli Dewan Pendidikan Banyuwangi (2020-2025) dan LSBO bidang Seni Budaya PWM Jawa Timur 2015-2022.

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU