Banjir Info itu vol. # 0096 Genre Essay

Reporter : Seno
images - 2022-06-30T102405.731

[caption id="attachment_24843" align="aligncenter" width="150"] Cak Wan (Iwan Dewanto)[/caption]

Optika.id - Mengapa nge-tren gemar mengutip kata bijak (quotable quotes), copasan nasehat, image foto, mimes, video, online news, haru biru bisnis entertain religi di tv tv, dan saluran internet, dst dst dst..?.

Baca juga: Anies Nonton One Piece, Netizen: Cocok Jadi Presiden Nakama Indonesia

Tidak ber-akar dari riwayat nenek moyang kita bangsa nusantara.

Seolah bangsa Indonesia ini tidak punya mutu landasan teladan kreatifitas dan budaya progresif dari para leluhur.

Saat beragam pilihan aplikasi menghubungkan hampir semua alat komunikasi massal.

Bersamaan tiap hari digerojog tayangan dan paparan "provokatif" news, reality show, gosib seleb, sinetron (bisnis rating pemasang iklan) , broadcast satu arah swasta nasional, media online dst dst dst..

Minim yang bersifat ekspresi karakter budaya bangsa.

Melimpahnya broadcast, saling mempengaruhi kejiwaan umum, yang "enjoy" dengan perilaku feodalistik, "like and dislike", upload peringatan, patron-client (juragan-vs-followers), antagonis-protagonis, serba hitam-putih, penggampangan baik vs buruk, salah vs benar, dst dst dst..

"Acting" di depan, tengah, samping dan di belakang.

Di sisi lainnya, medsos me-wujud dari "egalite-fraternite-liberte".. (buah revolusi perancis atas monarki absolut) sejarah panjang dunia yg menyeruak, meng-inspirasi bangsa bangsa terjajah, membuka jiwa setiap makhluk berpikir di muka bumi.

Moral nyata bangsa bangsa di seluruh dunia, persamaan, persaudaraan, kemerdekaan.

Dan cocok dengan filsafat Pancasila.

Kenyataan itu, ada yang tidak suka, karena kepentingan dan previlege-nya "ter-ganggu".

Tampak di permukaan me-reduksi segala eksistensi ke-Indonesia-an.

Cukup jelas.

Sisi lain dari berubahnya / runtuhnya (public trust) masa kekuasaan politik represif ORBA di-eliminasi oleh kebutuhan jaman Reformasi.

Membuahkan genre baru, semua yang dahulu sulit, sekarang relatif dapat diwujudkan (suka tidak suka), berhadapan dengan kenyataan fairplay.

Pasca 1998 krisis total, di mana akronim "SARA" , menjadi komoditas dagangan, dicatut, dibenturkan oleh tangan tangan gelap.

Baca juga: Waspadai Flaming, Bentuk Kekerasan di Dunia Maya

Dan muncul tipe yg selama ini tabu, yaitu proxy. Penumpang gelap yang memanfaatkan dan menyelam di abstraksi keadaan yang ngepop disebut "dumay".

Di waktu yang bersamaan saat tatanan mendapat keterbukaan, dan masyarakat menemukan ruang baru individu dan kelompok (sliweran banjir info).

Senyampang hak publik terwadahi dengan fasilitas (chating, baca, copas, komen, ekspresi, anulir, hak jawab, simpan, edit, dan hapus, dll).

Peluang besar itu, masyarakat bisa mengembangkan diri dengan mengekspresikan intelektualnya secara langsung (inter-relasi).

Era dialog terbuka, dan sumber terbuka, kalau gelap tanpa sumber namanya proxy.

Era keterbukaan informasi, suatu keadaan perubahan dari cara "top-down" (kelas atas - kelas bawah) menjadi "equal" (seimbang), ngobrol dengan berbagai kalangan dan macam macam karakter.

Tapi harus beli saluran dan diembel embeli seperangkat ribet kunci hukum "syarat dan ketentuan berlaku", semua kebutuhan akses langsung dalam kemasan (package with install), masih ditambahi lagi sikap "adigang adigung adiguna" pasal karet undang undang yg bisa kepleset tafsir standard ganda - "conflict interest".

Semakin banyak aturan, semakin tidak sehat.

Kenyataan di lapangan macam macam menyikapi fenomena ini, ada yg serius, ada yang milih gampangnya, ada yang masa-bodo, ada yg santai, ada yg sharing, ada yang gemar awas awas (warning), ada yang "wadulan", ada yang hobi adu adu, ada yang berhenti "kapok" , ada yang digunakan sebagai alat perantara dagang, ada mix / campuran, dari semua aplikasi sosmed sampai www (world wide web), selama jalur online memungkinkan terhubung.

Baca juga: Semangkin Daripada Bangsa ini vol 0131

Banyak pilihan, memaklumi, dialog, atau "kliru tampa", tergantung masing masing, dalam ke-mampu-annya meng-konsumsi menu. Kata lain dari ketidakmampuan transformasi, tafsir, corak - idiom berbahasa, verbal dan atau varian berkomunikasi.

Berkah jaman yang tidak ada di masa masa yang telah lampau, hari ini turut memperkaya khazanah komunikasi.

Frame-nya jelas, pijakannya jelas, "Iqra'-nya" jelas, setiap penyangkalan, pengkhianatan terhadap proklamasi RI 17.08.1945, UUD 1945 dan Pancasila, pasti dilawan oleh bangsa Nusantara.

Suatu kesadaran integritas sebagai bangsa Indonesia Merdeka.

Selamat berkarya..

Selamat ber-ekspresi

Selamat rileks

Salam sehat selalu

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru