Optika.id - Pecinta K-drama di Indonesia sedang gandrung dengan drama korea (drakor) berjudul Juvenile Justice. Drama yang dibintangi oleh Kim Hye-Soo dan Kim Mu-Yeol ini menceritakan kasus-kasus kejahatan yang dilakukan oleh remaja atau anak di bawah umur, sesuai dengan judulnya yang diartikan sebagai Peradilan Anak.
Dalam drama tersebut, kejahatan yang dikisahkan tidak hanya sebatas bolos sekolah, pencurian atau perkelahian antar remaja di bawah umur saja. Tapi juga masalah kompleks lain seperti prostitusi, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, hingga pembunuhan berencana.
Baca juga: Upaya Pemerintah Atasi Trauma Anak di Daerah Konflik
Drama ini juga tidak mengulik atau fokus dalam mencari dan menghukum pelaku saja, melainkan juga melibatkan orang tua sebagai penanggung jawab anak. Dalam setiap kasus, kondisi keluarga, masa kecil sang anak, hingga ketakutan serta isu kesehatan mental anak dibahas tuntas sebagai suatu kritik dalam drama ini.
Secara jelas, drama ini juga memperlihatkan bahwa peran pengasuhan orang tua sangat penting untuk membentuk karakter anak ketika beranjak dewasa. Setiap kasus yang dikisahkan dilatarbelakangi kehidupan keluarga yang tidak harmonis, kurang kasih sayang juga kurang perhatian.
Akting Kim Hye Soo yang berperan sebagai Shim Eum Seok, seorang hakim anak dalam drama itu kerap menekankan orang tua yang paling bertanggung jawab terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak. Jadi, kejahatan yang dilakukan oleh anak pasti bermuara pada pola asuh orang tua yang salah. Anak yang tumbuh tanpa pengasuhan dan perhatian orang tua yang baik cenderung kehilangan arah serta memicu perilaku negatif.
Otomatis, perilaku negatif yang ditimbulkan tersebut kemudian membawa dampak bagi orang lain. Antara lain ialah membuat orang yang tidak bersalah mengalami kesakitan, penyiksaan, hingga pembunuhan. Semua bermula dari kurangnya pengasuhan yang baik dan efektif di dalam rumah.
Dalam satu kasus di drama tersebut, ada seorang anak yang melakukan kejahatan seprti kekerasan dan pembunuhan yang ketika diselidiki ternyata berawal dari keluarga dan lingkungan yang melakukan kekerasan di masa kecilnya. Lantas, hal tersebut membuat sebuah pengalaman traumatis yang membekas bagi sang anak yang akhirnya tumbuh menjadi pribadi kasar, agresif dan tidak segan menyakiti orang lain demi kepuasan pribadinya.
Baca juga: Orang Tua Diminta Waspadai Anak Candu Judi karena Bermain Game Online
Shim Eum Seok yang berperan sebagai hakim berkarakter tegas dan keras serta tidak segan menjatuhkan hukuman maksimal bagi kasus pidana anak berupaya menyadarkan pelaku kriminal yang merupakan anak-anak dari perilaku yang salah. Selayaknya peradilan anak, anak juga ditempatkan di rumah pembinaan dengan harapan ketika bebas, si anak memiliki cara pandang dan tingkah laku positif.
Tak hanya si anak yang mendapat hukuman, orang tua yang menjadi pemicu terbentuknya perilaku anak juga diminta untuk melakukan rehabilitasi, jika si orang tua merupakan pecandu alkohol atau emosional abuse. Kemudian, orang tua juga disarankan untuk hidup atau tinggal bersama anak dan menjalin komunikasi efektif, serta membangun hubungan yang hangat agar si anak merasa dipahami dan keduanya bisa introspeksi diri.
Drakor ini menekankan bahwa orang tua akan selalu bertanggung jawab terhadap perilaku anak hingga anak tumbuh remaja. Maka penting untuk membangun nilai-nilai dan norma yang baik sejak anak masih usia dini. Hal ini untuk bekal di masa depan agar anak memiliki batasan dan bertanggung jawab dalam bertindak di tengah masyarakat.
K-Drama ini berisi 10 episode, dan seluruhnya telah ditayangkan dan dapat dinikmati di Netflix.
Baca juga: Anak Tidak Bisa Ditinggal? Kenali Separation Anxiety Disorder yang Picu Gelisah Berlebihan
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi