Anak Tidak Bisa Ditinggal? Kenali Separation Anxiety Disorder yang Picu Gelisah Berlebihan

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Selasa, 08 Agu 2023 15:52 WIB

Anak Tidak Bisa Ditinggal? Kenali Separation Anxiety Disorder yang Picu Gelisah Berlebihan

Optika.id - Pernahkan Anda melihat ada anak kecil yang tidak bisa lepas dari orang tuanya barang sejenak? Atau Anda pernah mengalaminya? Sebenarnya, adalah hal yang wajar apabila anak-anak di rentang usia 18 bulan hingga 3 tahun bahkan lebih, merengek lantaran harus berada jauh dari orang tuanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai reaksi normal dalam proses pertumbuhan mereka. Akan tetapi, jika respons anak berlebihan serta mengganggu kehidupan sehari-hari, maka para orang tua perlu memperhatikan hal itu sebagai tanda dari gejala separation anxiety disorder.

Baca Juga: Upaya Pemerintah Atasi Trauma Anak di Daerah Konflik

Mengutip dari laman Stanford Children, Selasa (8/8/2023), Separation Anxiety Disorder merupakan jenis gangguan kesehatan mental yang kerap terjadi pada anak-anak. Anak-anak yang mengalami SAD ini kerap memiliki kekhawatiran yang berlebih tentang hal-hal buruk yang mungkin terjadi pada orang-orang yang mereka sayangi, seperti orang tua, apabila harus terpisah dari mereka.

Anak-anak kerap merasa takut hilang dari keluarganya lantaran menganggap bahwa keluarga merupakan tempat perlindungan dan dukungan satu-satunya. Gangguan SAD ini bisa memengaruhi kehidupan dan rutinitas anak, termasuk sekolah, kegiatan sosial atau aktivitas lainnya.

Penyebab dan Gejala SAD

Ada beberapa penyebab yang melatarbelakangi anak mengalami gangguan kecemasan perpisahan ini. Salah satunya adalah kombinasi faktor biologis dan lingkungan. Apabila ada faktor genetic, beberapa anak mungkin mempunyai kecenderungan untuk mengalami kecemasan yang lebih tinggi. Anak tersebut juga kemungkinan mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengembangkan SAD nya apabila di keluarganya ada riwayat kecemasan yang sama.

Selain itu, adanya ketidakseimbangan bahan kimia di otak seperti serotonin dan norepinefrin juga bisa berkontribusi terhadap kecemasan yang berlebihan pada anak.

Namun, tak hanya kedua hal tersebut yang bisa menyebabkan anak mengalami SAD saja, anak-anak juga belajar dan menyerap dari pengalaman serta lingkungan sekitar mereka. Apabila mereka terlalu sering melihat orang-orang di sekitarnya menunjukkan rasa gelisah dan khawatir berlebihan saat terpisah dari keluarganya, maka anak tersebut juga belajar untuk merespons situasi serupa.

Adapun gejala SAD ini meliputi timbulnya rasa takut, gelisah, dan khawatir yang berlebihan saat terpisah dari rumah atau keluarga, sulit untuk beprisah dari figure perhatian, munculnya mimpi buruk ketika terpisah dari orang-orang yang dicintai, munculnya gejala fisik ketika beprisah dengan orang-orang yang dicintai seperti sakit kepala, sakit perut, dan sejenisnya, serta berusaha menghindari situasi yang menyebabkan perpisahan. Tujuannya agar mereka tetap dekat dengan orang terdekatnya.

Baca Juga: Orang Tua Diminta Waspadai Anak Candu Judi karena Bermain Game Online

Bagaimana Cara Mengatasi SAD?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk mengatasi anak yang mengalami SAD, maka disarankan untuk berkonsultasi ke spesialis kesehatan mental. Pasalnya, mereka biasanya akan merekomendasikan untuk mengatasi SAD anak beberapa hal seperti terapi CBT yang efektif untuk mengatasi SAD.

Terapis tersebut akan membantu anak untuk mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang negatif terkait dengan perpisahan, serta membantu mereka untuk menerapkan pola pikir sehat, positif dan realistis.

Adapun terapi CBT akan melibatkan latihan eksposur secara bertahap untuk membantu anak-anak beradaptasi dengan perpisahan secara lebih baik.

Baca Juga: Kurangnya Kasih Sayang Orang Tua Picu Anak Lakukan Kekerasan Hingga Kriminalitas

Dukungan dan keterlibatan keluarga terhadap anak yang mengalami SAD juga diperlukan. Biasanya keluarga akan diajak oleh terapis untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah kecemasan serta membantu untuk membeirkan dukungan emosional yang tepat kepada buah hati.

Lebih lanjut, dalam beberapa kasus dokter bsia meresepkan obat-obatan seperti antidepresan atau anti kecemasan untuk mengatasi gejala kecemasan yang parah. Namun yang perlu diperhatikan adalah penggunaan obat-obatan ini harus selalu diawasi serta diarahkan oleh dokter spesialis.

Peran keluarga sangat penting untuk mengatasi SAD anak. Orang tua bisa mengajarkan anak tentang teknik-teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi yang dapat membantu mengurangi kecemasan serta meredakan stress.

Lewat memahami dan memberikan dukungan yang tepat bagi anak dengan SAD dapat membantu mereka melewati fase ini dengan lebih baik dan mengembangkan rasa percaya diri dalam menghadapi perpisahan.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU