Optika.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur (Jatim) memprediksi akan terjadi kenaikan harga kebutuhan bahan pokok dan inflasi tingkat daerah.
Hal ini merupakan imbas setelah pemerintah secara resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar, serta nonsubisidi jenis Pertamax per 3 September 2022. Kenaikan diprediksi akan segera terasa pada komoditas beras.
Baca juga: UMKM Jadi Andalan Program Prioritas Khofifah-Emil untuk Periode 2024-2029
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, beras baik medium maupun premium kemungkinan ada kenaikan sekitar 1,4 - 1,6 persen dari harga eksisting sekarang.
"Namun untuk ini akan terus kami pantau bersama dengan Tim dari BI dan BPS, ujarnya, Minggu (4/9/2022).
Pemprov sedang melakukan kajian terkait dengan Surat Edaran dari Mendagri terkait penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mengendalikan inflasi di daerah. Apalagi dengan kenaikan BBM bersubsidi ini akan mempengaruhi langsung maupun tidak langsung volatile food atau inflasi komponen bergejolak.
"Meskipun dua hari lalu saat rapat bersama bupati wali kota terkait stok dan distribusi BBM, saya sudah menginformasikan awal terkait ini, namun nanti hasilnya akan kami detailkan lagi, pungkasnya.
Baca juga: Aven Januar: Terbukti, Program Pengentasan Kemiskinan Khofifah Berjalan Efektif
Berdasarkan laman resmi Sistem Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim periode 2 -4 September 2022 di , harga beras mulai mengalami kenaikan tapi nilainya sedikit. Harga rata-rata Beras IR 64 yang tadinya Rp9.688 menjadi Rp9.747 per kg.
Lebih lanjut, harga rata-rata Beras Bengawan pada 2 September 2022 ialah Rp11.416 per kg kemudian saat ini harganya Rp11.429 per kg. Harga rata-rata Beras Mentik yang semula Rp10.977 per kg, kini harga beras jenis ini Rp11.087 per kg.
Sebelumnya, pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi dan nonsubsidi. Kenaikan ini mulai berlaku pada 3 September 2022 pukul 14.30 WIB. Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi R 6.800 per liter. Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Baca juga: Kata Para Ahli Soal Peluang Khofifah, Risma dan Luluk di Pilgub Jatim
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi