Tuntutan Demo Mahasiswa: Mulai Turunkan Harga BBM Sampai Turunkan Jokowi

Reporter : Seno
bbmnk

Optika.id Jutaan mahasiswa dan elemen masyarakat di seluruh pelosok tanah air telah melakukan aksi menolak kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi. Tuntutan yang dibawa pun beragam, mulai dari turunkan harga BBM bersubsidi sampai menuntut Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin mundur dari jabatannya.

Seperti yang terjadi di Provinsi Bengkulu. Ribuan mahasiswa berbagai universitas di Bengkulu demo di depan Gedung DPRD Provinsi Bengkulu menolak kenaikan harga BBM. Dalam demo itu, mahasiswa meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun.

Baca juga: Demo Mahasiswa Tolak UU Cipta Kerja di DPR RI, Lempar Tikus Mati!

Dalam orasinya, mahasiswa meminta agar Presiden Jokowi turun karena menilai kenaikan harga BBM ini membuat masyarakat menderita. Mahasiswa mengaku kecewa dengan keputusan naiknya harga BBM ini.

"Sekali lagi masyarakat dibuat kecewa dengan keputusan kenaikan tarif BBM, kami minta Presiden Jokowi turun dari jabatannya," kata Presiden Mahasiswa Universitas Bengkulu, Alriansyah saat demo, Selasa (6/9/2022).

"Hari ini bila harga BBM tidak kembali turun, maka kami meminta Jokowi mundur dari jabatannya hari ini juga," jelas Alriansyah.

Mahasiswa mengancam akan terus menggelar demo hingga pemerintah kembali menurunkan harga BBM.

Para mahasiswa mencoba masuk ke dalam Gedung DPRD Bengkulu. Namun aksi mahasiswa ini dihadang oleh personel kepolisian yang berjaga di depan gedung.

Tuntutan Presiden Jokowi turun, juga terdengar dalam demo kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa Malang, Senin (5/9/2022). "Turunkan Jokowi dan Ma'ruf Amin," teriak Rahmad, orator dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam aksi itu. Menurutnya, kenaikan harga BBM tidak masuk akal, apalagi proyek-proyek nasional saat ini masih terus jalan tanpa pengurangan anggaran. "Kami meminta agar proyek nasional tidak dilanjutkan dan dialihkan subsidinya untuk turunkan harga BBM," ucapnya.

Di sisi lain, massa aksi juga mendesak pihak legislatif untuk memperjuangkan keinginan rakyat untuk tidak ikut setuju dengan kenaikan harga BBM.

Demonstran pun mengecam keras pemerintah yang dianggap tidak konsisten dalam membuat kebijakan, seperti sempat beredar kabar tidak melakukan kenaikan harga BBM. "Dikabarkan 1 September (harga BBM) naik, tetapi dikatakan turun. Setelah itu, naik pada 3 September," tuturnya.

Namun, kenyataannya, penurunan harga hanya diberlakukan untuk jenis BBM nonsubsidi. Adapun BBM subsidi malah mengalami kenaikan harga yang signifikan.

Massa aksi juga mendesak pihak legislatif untuk memperjuangkan keinginan rakyat untuk tidak ikut setuju dengan kenaikan harga BBM.

Dalam keterangan tertulis sejumlah mahasiswa itu melayangkan tiga tuntutan. Pertama menolak kenaikan harga BBM Subsidi. Kedua, mendesak pemerintah kendalikan harga barang pokok. Ketiga, mendesak pemerintah tunda proyek strategis nasional yang tidak berdampak langsung bagi rakyat dan mengalihkan anggaran untuk subsidi BBM.

Baca juga: 8 Tahun Kepemimpinan Jokowi, BEM SI Beri 19 Catatan!

Selain itu, unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM dan menuntut Jokowi mundur juga disuarakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Makassar, Sulawesi Selatan.

Mereka berunjuk rasa di depan kampus Universitas Muhammadiyah, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Senin (5/9/2022).

"Tolak penghapusan subsidi BBM, turunkan BBM atau tutunkan Jokowi," tulisnya

Dalam aksinya, massa IMM menghadang truk lalu memblokade jalan Sultan Alauddin arah pertigaan AP Pettarani.

Selain itu, massa aksi juga membentangkan spanduk penolakan terhadap kenaikan BBM.

Salah satu orator Srikandi IMM, Nurizmi Roni mengatakan, kenaikan harga BBM bukan solusi pemulihan ekonomi.

"Kalau mau pemulihan ekonomi bukan menghapus subsidi, tapi harunya pemerintah membuka lapangan kerja seluas-luasnya," katanya.

Baca juga: Pengamat Angkat Bicara Soal Mispersepsi Subsisi BBM

Nurizmi pun berharap agar pemerintah kembali mencabut kebijakannya terkait kenaikan BBM

"Kami harap pemerintah kembali mencabut apa yang telah ditetapkan ini, karena ini sangat berdamoak pada kenaikan bahan pokok lainnya," harapnya.

Diketahui, massa aksi berasal dari mahasiswa kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Universitas Negeri Makassar (UNM) dan beberapa kampus lain.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru