Program Diploma 2 Fast Track Gantikan Diploma 3

Reporter : optikaid
Program Diploma 2 Fast Track

Optika, Jakarta - Kementerian Pendidikan Budaya Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi menyebut prodi Diploma 3 (D3) tak lagi direkomendasikan untuk dibuka sebagai program baru di kampus. Pihaknya menawarkan program baru, yakni Diploma 2 (D2) jalur cepat (Fast Track).

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, D2 Fast Track ialah program kerja sama SMK dengan kampus. Program ini melibatkan link and match ke industri yang dapat menyerap lulusan program tersebut.

Baca juga: Akar Masalah Struktural Hingga Kultural Perundungan Anak di Sekolah

"Kalau ada D3 baru mau buka nggak direkomendasikan meskipun tidak dilarang. Kalau D3 diugrade jadi D4 siapa yang mengisi yang sifatnya teknik? Operating? Nah ini ada D2 Fast Track, ini dengan SMK yang mengisi, contohnya ahli pengelasan, teknisi kendaraan, dan maintenance, front office, food and beverage, dan bagian kitchen," terangnya, Selasa (28/9/2021).

Siswa yang lulus menengah kejuruan berkesempatan kuliah selama 3 semester untuk mendapat gelar D2. Dalam 3 semester tersebut dirancang 1 semester di kampus 2 semester di magang lapangan di industri.

"Yang membedakan, D2 jalur cepat ini 1 semester di kampus dan 2 semester itu magang. Jadi sambil training di industri, makanya lebih cepat dan industri sudah bisa merasakan," ujarnya 

Wikan menambahkan, nantinya lulusan D2 Fast Track ini akan mengisi posisi yang biasa diisi oleh lulusan D3 di industri. Dengan begitu, masyarakat bisa fokus untuk menentukan pilihan sekolah di D2 atau D4 saja dan bukan D3. Sebab, posisi yang diisi oleh D3 saat ini di industri dinilai juga bisa diisi oleh lulusan D2.

Baca juga: Beberapa Catatan Untuk Kurikulum Merdeka Sebelum Resmi Jadi Kurikulum Nasional

Mantan dekan Vokasi Universitas Gajah Mada ini juga menerangkan bahwa saat ini pihaknya telah melakukan komunikasi dengan industri terkait D2 Fast Track. Bahkan, tahun depan rencananya ada 30 prodi D2 Fast Track yang dibuka bersama dengan SMK serta industri.

"Ada 30 target kami bersama ratusan industri dan SMK yang lahir tahun ini dan dibuka tahun depan. Contoh di Bali, Politeknik Negeri Bali menjalin kerjasama dengan puluhan SMK Pariwisata Bali dan link and match dengan hotel-hotel Bali dan lulusannya ditargetkan menjadi front office, dan untuk bagian kitchen," terang Wikan.

program ini  merupakan salah satu penerapan program merdeka belajar yaitu link and match. Wikan menjelaskan, jika dalam pendidikan vokasi permasalahan yang dihadapi adalah komitmen dan karakter. Ini yang menjadi PR besar.

Baca juga: FSGI Koreksi Visi Misi Capres Terkait Pendidikan

Ia menambahkan, Program vokasi bermula dari kebutuhan nyata di industri atau di pasar. Sehingga butuh analisa pasar. Filosofi kedua adalah riset vokasi menghasilkan produk yang dihilirkan di pasar. Pastikan adanya komitmen serapan lulusan.

"Link and match tidak boleh dimaknai hanya tanda tangan MOU saja. Kurikulum harus dibikin bersama dengan industri. Menurut saya soft skill dan karakter lebih long lasting," pungkasnya. (Jeni/Rizal)

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru