[caption id="attachment_15157" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah[/caption]
Optika.id - Banyak pemerintahan di dunia ini termasuk di Indonesia kita mengenal ada kelompok-kelompok yang memberikan masukan-masukan pada pemerintah baik di tingkat eksekutif maupun legislatif. Kelompok itu sering kita kenal dengan istilah Kelompok Pemikir atau Think Tank, atau Tenaga Ahli atau Forum Grup Diskusi dsb. Tentu mereka itu diluar struktur resmi pemerintahan.
Baca juga: Keturunan India Menjadi Presiden Singapura
Di Amerika Serikat khususnya di Kongres nya dikenal ada Professional Staff Members mereka ini adalah experts in specific policy areas atau kelompok yang memiliki keahlian khusus dibidang kebijakan. Misalnya kalau Kongress AS membicaran soal konflik di Timur Tengah maka para ahli di bidang Timur Tengah, dibidang Islam, dibidang politik dan budaya Arab dsb dimintai masukan dan pendapatnya.
Sementara di sistem politik di Inggris dan negara-negara persemakmuran seperti Australia dan Selandia Baru ada istilah Shadow Minister yang per definisinya adalah a group of politicians who hold a political position in their party but whose party is not in government. Itu bermakna para politisi yang memiliki jabatan politik dimana partainya di luar partai yang berkuasa lebih tepatnya adalah pihak Partai Opisisi. Karena itu ada Menteri Luar Negeri bayangan dsb.
Pada kedua contoh di atas, semua publik di negaranya masing-masing sudah faham dengan eksistensi dari lembaga-lembaga itu, karena memang sudah menjadi sistem politik yang berlaku bertahun-tahun dan transparan.
Di negeri kita ini kalau mendengar kata Bayangan maka umumnya konotasinya sesuatu yang negative karena bersifat diam-diam, operasinya senyap dalam melakukan tindakan-tindakan negative misalnya melakukan penculikan dan pembunuhan. Sistim renumerasi nya juga tidak jelas dari anggaran resmi pemerintah atau dari para donatur yang memiliki kepentingan sendiri.
Baca juga: Kecurangan Pemilu Tidak Hanya di TPS
Istilah Tim Bayangan di sistem pemerintahan Indonesia tidak pernah kita dengar, tidak umum, dan kita baru terkejut setelah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim baru-baru ini di forum United Nations Transforming Education Summit di markas PBB New York terang-trangan mengakui memiliki 400 otang yang tergabung dalam organisasi bayangan. Posisi tim ini tidak masuk dalam struktur birokrasi tapi melekat dengan kementrian bahkan ikut menrancang produk-produk kebijakan Kementerian.
Tidak tanggung-tanggung jabatan tim ini setara dengan Dirjen di Kementrian. Mas Nadiem secara terbuka di forum itu mengatakan Right now we have 400 product managers, software engineers, data scientists that created a shadow organization attached to our Ministry. Pidato mas Nadiem di forum itu tentu mendapat aplaus, pujian dari para hadirin karena disampaikan dengan gaya tutur runtut dan dalam bahasa Inggris aksen Amerika yang kental danfasih. Maklum mas Nadiem ini sejak kecil menghabiskan masa kecilnya sampai dewasa dan bersekolah di Amerika Serikat.
Sebaliknya di dalam negeri dia mendapatkan kritikan dan pertanyaan baik dari masyarakat pendidikan, media masa dan DPR. Kita maklumi keprihatinan masyarakat tentang Tim Bayangan ini karena masih belum ada transparansi dan banyak pertanyaan tentang siapa-siapa yang ada dalam Tim ini, apa latar belakangnya, apakah sangat mempengaruhi kebijakan Kementerian, bagaimana sistim penggajiannya - apakah dalam bentuk Rupiah atau Dolar, apakah memakai anggaran negara dan berapa anggaran yang dikucurkan selama ini, apa saja keistimewaan yang didapat ketua dan anggota Tim bayangan selain gaji, apakah mungkin masukan-masukan dari Tim ke Kementrian membawa kepentingan pihak lain-asing misalnya, apakah para ahli dalam tim itu (yang saya yakin banyak lulusan luar negeri) memahami persoalan pendidikan di tanah air yang luas ini, dsb dsb.
Baca juga: Polusi Udara DKI Sebagai Pembenar Perlunya IKN
Ada baiknya presiden Jokowi menyelidiki apakah ada tim-tim bayangan lain di berbagai Kementrian, apa kepentingannya membentuk tim bayangan seperti itu dan bukankah tim bayangan itu merupakan bentuk sikap yang meragukan akan kemmpuan para ASN atau anak bangsa dalam Kementerian.
Akhirnya saya pribadi nanti semoga tidak terkejut kalau ternyata presiden sendiri memiliki Tim Bayangan dalam mengatur bangsa ini dimana anggota tim nya ada dari negara lain. Semoga kekhawatiran saya itu salah.
Editor : Pahlevi