Optika.id - Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menyarankan, mahasiswa untuk segera melakukan konsolidasi antar kampus. Untuk menggalang kekuatan yang lebih besar lagi untuk melakukan aksi menolak kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi. Mengingat, aksi demonstrasi belakangan ini tidak digubris oleh pemerintah.
Muslim mengatakan, demo mahasiswa sudah berkali-kali dilakukan agar pemerintah turunkan harga BBM. Akan tetapi, nampaknya pemerintah tidak menggubrisnya. Sementara harga BBM di pasar dunia turun.
Baca juga: Zulkifli Hasan Diminta Mundur dari Ketua Umum PAN!
"Suara mahasiswa tidak didengar oleh Jokowi. Jika demikian adanya mahasiswa perlu konsolidasi diri antar kampus-kampus untuk galang kekuatan yang lebih besar lagi," ujar Muslim dalam keterangannya, Sabtu (1/10/2022).
Dia meminta para mahasiswa untuk tidak berhenti berjuang demi membela kepentingan rakyat. Karena kata Muslim, saat ini rezim Joko Widodo dan DPR tidak pro rakyat.
"Mahasiswa diperlukan untuk terus bersuara bela rakyat. Siapa lagi yang bela rakyat kalau bukan mahasiswa. Mahasiswa anak kandung rakyat. Bukti kan!" tegasnya.
Sebelumnya, Muslim Arbi menyebut, rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dianggap menipu rakyat. Terutama jika tidak segera menurunkan harga BBM ketika harga minyak dunia saat ini anjlok di kisaran 78 dolar AS per barel.
"Pemerintah harus segera menurunkan harga minyak. Saat ini harga minyak dunia anjlok di kisaran 78 dolar AS per barel," kata Muslim dalam keterangannya, Senin (26/9/2022)
Baca juga: Peringatan 25 Tahun Reformasi, Mahasiswa Gelar Aksi Protes pada Pemerintah!
Karena, lanjutnya, pemerintah sudah menetapkan untuk mengikuti mekanisme pasar soal harga BBM. Untuk itu, tidak ada opsi selain pemerintah harus segera menurunkan harga BBM tanpa menunggu didemo berhari-hari lagi dari berbagai penjuru negeri.
"Kalau Pemerintah tidak turunkan harga BBM di saat harga BBM dunia turun, maka pemerintah dianggap menipu rakyat dan pasar internasional. Karena sudah komitmen pada mekanisme pasar tapi tidak turunkan harga saat pasar dunia turun," tegasnya.
"Jika pemerintah keukeuh tidak menurunkan harga BBM, maka akan dianggap oleh para pengamat dan pasar internasional sebagai rezim abal-abal yang sangat memalukan. Rezim ini akan dianggap menipu rakyat karena tindakannya bertentangan dengan mekanisme pasar," pungkasnya.
Baca juga: PKB-Gerindra Koalisi, Pengamat: Jangan Sampai Prabowo-Cak Imin Dianggap 'Duet Kardus'
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi