Optika.id - Sebagai peringatan 25 tahun reformasi, mahasiswa dari Jawa Barat-Banten menggelar aksi protes yang menghadirkan simbol-simbol satir terkait rezim Joko Widodo saat ini. Beberapa tulisan satire yang menyinggung rezim Jokowi juga ditampilkan dalam aksi tersebut.
Baca Juga: Musyawarah Relawan, Ajang Gaet Simpati Politik Atau Pamer Kekuasaan?
Alung, seorang mahasiswa dari Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, menjelaskan bahwa aksi yang dilakukan pada hari Minggu (21/5/2023) di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta merupakan aksi simbolik yang mengkritik rezim Jokowi.
"Ini adalah bentuk satir dari kami, sebagai mahasiswa yang melihat kondisi politik saat ini," ujar Alung pada hari Minggu (21/5/2023). Salah satu bentuk satir tersebut adalah poster dengan tulisan "Musuh Rakyat = Musra". Alung menjelaskan bahwa tulisan tersebut merupakan satir karena Presiden Jokowi sering hadir dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra).
"Jokowi sering menggaungkan Musra (Musyawarah Rakyat), tetapi sebenarnya tidak ada musyawarah dengan rakyat. Oleh karena itu, kami menyajikan satir tersebut dengan menganggap Musra sebagai musuh rakyat, bukan musyawarah rakyat," ungkap Alung.
Selain itu, terdapat juga tulisan "Periksa Pajak Anak-anak Presiden". Alung menjelaskan bahwa saat ini anak-anak Presiden Jokowi dapat menikmati kekuasaan. Oleh karena itu, mahasiswa dari Jawa Barat-Banten meminta agar pajak anak-anak presiden diperiksa.
Baca Juga: Tak Digubris Pemerintah, Mahasiswa Disarankan Aksi yang Lebih Besar
Alung menyatakan bahwa sikap politik para mahasiswa ini diambil karena mereka berharap Direktorat Pajak Kementerian Keuangan memiliki keberanian untuk membuka dan menyelidiki kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Namun melihat kondisi saat ini, tampaknya tidak mungkin karena minimnya transparansi dari mereka. Jadi intinya, aksi simbolik yang kami lakukan hari ini merupakan bentuk satire terhadap rezim saat ini," jelas Alung.
Tidak hanya itu, dalam aksi tersebut juga terdapat poster dengan tulisan "lembaga surepay pasti dibayar". Alung menjelaskan bahwa tulisan tersebut merupakan satir karena akhir-akhir ini muncul hasil survei yang selalu mencantumkan nama calon presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan, yaitu Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Aliansi Selamatkan Indonesia Akan Gelar Aksi Akbar pada 20 Mei Mendatang
Menurut Alung, hasil survei dari lembaga survei tersebut terlihat tidak akurat. Sebabnya, tiba-tiba hasil survei muncul tanpa melibatkan partisipasi rakyat.
"Saya sendiri sebagai rakyat tidak pernah merasa terlibat dalam survei tersebut. Contoh kecilnya adalah saya dan teman-teman tidak pernah dilibatkan dalam survei tersebut. Namun tiba-tiba hasil survei tersebut keluar. Pertanyaannya, berdasarkan apa hasil survei tersebut? Jika kita melihat secara keseluruhan, saat ini yang sedang menjadi perhatian adalah calon presiden, yaitu Ganjar yang didukung oleh Jokowi," pungkas Alung.
Editor : Pahlevi