Punya Berat Badan Berlebihan? Ketahui 7 Penyakit yang Mengintai Akibat Obesitas

Reporter : Jenik Mauliddina
images - 2022-10-04T125207.985

Optika.id - Dilansir laman UNICEF, Selasa (4/10/2022), jumlah orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih di Indonesia mengalami peningkatan selama dua dekade terakhir. Tingkat obesitas meningkat pesat karena beralihnya pola makan ke produk olahan yang memiliki kandungan lemak dan gula berlebih. Dijelaskan pula bahwa masyarakat perkotaan lebih cenderung memiliki berat badan berlebih karena mudahnya akses terhadap makanan olahan.

Masalah obesitas bukan masalah sepele karena kondisi tersebut meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Berikut beberapa masalah kesehatan yang muncul akibat obesitas:

Baca juga: Waspadai Diskon Abal-Abal, Ini Cara Jadi Konsumen yang Tidak Gampang Kalap Saat Belanja!

1. Meningkatkan risiko hipertensi

Ketika berdetak, jantung memompa darah sehingga menimbulkan tekanan pada dinding pembuluh darah arteri. WebMD menjelaskan bahwa tekanan darah tinggi lebih sering dialami bagi mereka yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas.

Berat badan bertambah membuat jantung harus memompa lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Tekanan yang lebih tinggi pada dinding pembuluh darah arteri makin lama dapat merusak pembuluh darah dan organ lainnya, seperti ginjal atau otak. Meskipun begitu, tekanan darah tinggi dapat dicegah salah satunya dengan mulai menurunkan berat badan.

2. Meningkatkan risiko penyakit jantung

WebMD menjelaskan bahwa berat badan yang berlebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi. Kadar kolesterol tinggi dapat membentuk plak yang menumpuk di dalam pembuluh darah arteri. Plak yang menumpuk akan mempersempit aliran darah menuju jantung sehingga dapat menimbulkan masalah pada jantung.

Baik tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi dapat memicu munculnya penyakit jantung. Meskipun penyakit jantung berbahaya, namun kondisi tersebut dapat dicegah. Dengan menurunkan berat badan secara bertahap dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung.

3. Meningkatkan risiko diabetes tipe 2

Lemak perut atau belly fat berkaitan dengan terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin adalah ketika tubuh dapat menghasilkan insulin, tapi sel-sel tubuh tidak dapat merespons adanya insulin sehingga gula di darah tidak digunakan sebagaimana mestinya. Kondisi tersebut dapat memicu diabetes.

Menurunkan berat badan, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup, dan melakukan olahraga secara rutin dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2. Menurunkan berat badan dan melakukan aktivitas fisik juga dapat membantu mengontrol kadar gula darah apabila mengidap penyakit diabetes tipe 2.

4. Meningkatkan risiko osteoartritis

Osteoartritis terjadi ketika jaringan yang melindungi tulang yaitu tulang rawan makin melemah seiring bertambahnya usia. Kondisi osteoartritis tidak bisa diremehkan karena menyebabkan rasa sakit. Osteoartritis paling sering mempengaruhi tulang belakang, lutut, pinggul, dan tangan.

Seseorang yang obesitas lebih berisiko tinggi mengalami osteoartritis. Sebab, berat badan berlebih menyebabkan tekanan yang lebih besar pada sendi dan dapat mengganggu tulang rawan atau bantalan sendi yang melindungi sendi. Dengan menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi tekanan berlebih pada sendi.

Baca juga: Jangan Canggung, Ini Tips Beradaptasi Secara Cepat di Lingkungan Kerja

5. Meningkatkan risiko sleep apnea

Menurut WebMD, sleep apnea merupakan kondisi pernapasan yang berkaitan dengan berat badan berlebih. Kondisi tersebut menyebabkan seseorang mendengkur dengan keras dan berhenti bernapas selama sekian detik saat tidur.

Berat badan berlebih menyebabkan adanya lemak tambahan di sekitar leher. Adanya lemak tersebut membuat jalan napas makin menyempit sehingga dapat mempengaruhi pernapasan. Dengan menurunkan berat badan dapat memperbaiki kondisi sleep apnea.

6. Meningkatkan risiko masalah batu empedu

Cairan empedu disimpan di kantung empedu. Cairan empedu merupakan cairan yang membantu memecah makanan. Apabila mengandung terlalu banyak kolesterol, cairan empedu dapat mengeras membentuk batu empedu.

Masalah pada kantung empedu dan batu empedu lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki berat badan berlebih. Meskipun begitu, penurunan berat badan secara cepat atau penurunan berat badan dalam jumlah besar juga berisiko mengalami masalah batu empedu. Maka dari itu, penting untuk menurunkan berat badan secara perlahan. Seperti penjelasan WebMD, menurunkan berat badan sekitar 1 pon atau sekitar 450 gram per minggu cenderung tidak menimbulkan masalah batu empedu.

7. Meningkatkan risiko kanker

Baca juga: Ketahui 4 Klasifikasi Obesitas dari Dampak dan Bahayanya

Menurut WebMD, beberapa jenis kanker pada kolon, endometrium, ginjal, dan esofagus berkaitan dengan obesitas. Beberapa studi juga menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dengan kanker kantung empedu, ovarium, dan pankreas.

Obesitas lebih berisiko mengalami kanker kemungkinan karena sel lemak dapat membuat hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sel. Dengan membiasakan mengonsumsi makanan sehat dan melakukan aktivitas fisik dapat membantu mencegah munculnya kanker.

Masalah obesitas menjadi perhatian khusus karena dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Kondisi obesitas meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoartritis, gangguan pernapasan, jenis kanker tertentu, masalah batu empedu, dan lainnya. Salah satu cara untuk menurunkan risiko tersebut dengan menurunkan berat badan secara bertahap.

Reporter: Jenik Mauliddina

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru