Optika.id - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menilai Indonesia bisa keluar dari resesi global tahun depan. Lantaran berbagai lembaga internasional pun memproyeksikan ekonomi Indonesia mampu tumbuh 4,8%- 5,1% di 2023.
Beberapa lembaga juga bersepakat dengan Indonesia bahwa Indonesia bisa menjadi the bright spot in the dark, kata Airlangga seperti dilansir Antara, Selasa (8/11/2022).
Baca juga: Klaim Punya 469 Suara, Bahlil Resmi Daftar Jadi Ketum Golkar!
Ia menjelaskan terdapat beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk menghindari resesi global pada tahun 2023, salah satunya yakni dengan menjaga daya beli serta memperkuat nilai tukar rupiah.
Penguatan kurs Garuda dilakukan dengan mendorong Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan melakukan kerja sama mata uang lokal (Local Currency Settlement/LCS) dengan beberapa negara agar Bank Indonesia (BI) bisa mendorong pembatasan kebutuhan akan devisa.
Selain itu, reformasi struktural yang dilakukan melalui implementasi Undang-Undang (UU) Cipta Kerja pun akan terus dilanjutkan.
Airlangga menuturkan daya tahan perekonomian Indonesia sekitar 50,38 persen berasal dari konsumsi domestik, jika dilihat dari komponen pengeluaran. Sementara itu ketergantungan terhadap ekspor hanya 26,23 persen sehingga tidak terlalu berpengaruh.
Di sisi inflasi, Indonesia pun belakangan telah mengalami deflasi sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi lebih berkualitas karena pertumbuhan ekonomi sedikit di atas angka inflasi.
Baca juga: Pengamat Sebut Mundurnya Airlangga Karena Kasus Hukum Sudah By Design
"Kita juga melihat dari investasi terjadi peningkatan sehingga tentu penyerapan oleh investor domestik menjadi bantalan daripada keluarnya modal asing," ungkapnya.
Selain itu Airlangga menilai sejauh ini performa ekonomi masih masih cukup menjanjikan. BPS (Badan Pusat Statistik) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2022 mencapai 5,72% year on year (yoy).
Kalau kelompok menengah-atas sudah meningkatkan konsumsinya, akan memberi pengaruh besar pada kelompok lainnya. Ini tren yang sangat baik dan mengindikasikan pemulihan ekonomi berlanjut dan makin menguat, kata Margo Yuwono selaku kepala BPS.
Sektor utama penggerak ekonomi pun mengalami tren pemulihan. Sebut saja sektor industri yang tumbuh 4,83%, sektor pertambangan 3,22%, dan pertanian tumbuh 1,65%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong ekspor yang tumbuh 21,64% yoy, meski kontribusinya terhadap PDB hanya 26%.
Baca juga: Idrus: Bahlil Tak Mungkin Jadi Plt, Tapi Bisa Jadi Ketum!
Penulis: Vina Aprilyaningrum (Mahasiswi Stikosa-AWS)
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi