Nilai Subsidi Angkutan Perkotaan Dinilai Masih Kurang, Pengamat: Manfaatkan Tahun Politik

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Pengamat Transportasi Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno menganggap anggaran subsidi untuk angkutan perkotaan sebesar Rp500 miliar masih kurang.

Baca juga: Viral Kasus Barang Penumpang Hilang di Bus Rosalia Indah, Siapa Pemilik PO ini?

"Anggaran itu masih kurang karena target pada 2024 ada 27 kota yang transportasi umum perkotaannya harus dibenahi," ungkap dia dalam keterangan yang diterima Optika.id, Minggu (8/1/2023).

Adapun jatah subsidi angkutan perkotaan untuk 10 kota sebesar Rp500 miliar. Jumlah tersebut menjadi bagian dari subsidi transportasi darat secara akumulasi Rp1,32 triliun tahun ini.

Menurut Djoko, subsidi fantastis angkutan perkotaan tidak diiringi dengan minat masyarakat terhadap transportasi tersebut. Misalnya saja, program Teman Bus yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub yang tersebar di 10 kota per 1 Oktober 2022 yang sudah mengangkut sekitar 35,6 juta penumpang.

Adapun angkutan perkotaan yang dikembangkan sejak tahun 2020 lalu tersebut terdapat di 11 kota antara lain Trans Banyumas di Purwokerto; Batik Solo Trans di Surakarta; Trans Jogja di Yogyakarta; Trans Metro Deli di Medan; Trans Musi Jaya di Palembang; dan Trans Metro Pasundan di Bandung.

"Selanjutnya ada Trans Semanggi Surabaya, Trans Metro Dewata di Denpasar, Trans Banjarbakula di Banjarmasin, Trans Mammisanata di Makassar, dan terakhir Trans Pakuan di Bogor," kata Djoko.

Baca juga: Benarkah TikTok Lakukan Monopoli Perdagangan?

Kecuali Trans Pakuan di Bogor, sambung Djoko, seluruh angkutan kota dengan skema pembelian layanan atau buy the service tersebut statusnya sudah berbayar sejak tanggal 31 oktober 2022. Oleh karena itu, anggaran subsidi bagi angkutan kota menurutnya harus mendapat perhatian khusus pada tahun ini.

Djoko juga menilai ada baiknya pemerintah dan DPR agar mau memberikan insentif untuk kendaraan listrik sebesar Rp5 triliun guna menambah subsidi sektor transparansi darat dan memperbaiki serta membenahi transportasi umum.

"Baik untuk angkutan umum perkotaan maupun angkutan jalan perintis karena mobilitas masyarakat terbesar ada di sektor transportasi darat," ucapnya.

Baca juga: Hidrogen Alternatif Bahan Bakar yang Bagus

Apalagi, saat ini Djoko menyoroti tahun-tahun politik yang mulai menghangat dan ia menganggap anggaran sebesar itu bakal membantu calon legislator guna mendongkrak popularitas mereka. Djoko menilai jika hal tersebut tidak lepas dari banyaknya masyarakat masing-masih daerah pemilihan (dapil) yang menikmati subsidi angkutan perkotaan tempat itu. Jika hal tersebut terjadi maka banyak masyarakat di daerah pemilihan yang akan menikmatinya jika diberikan program transportasi umum.

Untuk diketahui, pada tahun 2023 total subsidi keperintisan sektor transportasi mengalami kenaikan menjadi Rp3,51 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp3,01 triliun saja.

Rincian anggaran itu, sektor perkeretaapian mendapatkan porsi sebesar Rp3,32 triliun yang merupakan porsi terbesar. Diikuti transportasi laut sebesar Rp1,47 triliun, transportasi darat sebesar Rp1,32 triliun dan transportasi udara Rp550,13 miliar.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru