Optika.id - Puluhan buruh membanjiri area Patung Kuda di pusat Jakarta, mengeluarkan tuntutan agar pemerintah mengakhiri implementasi Undang-Undang Omnibus Law. Ekonom senior, Rizal Ramli, adalah salah satu figur yang menghadiri aksi tersebut.
Baca juga: Geruduk Istana, GEBRAK Tolak Kenaikan BBM, Omnibus Law, dan Revisi RKUHP!
Dalam pidatonya, eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu mengungkapkan pandangannya di hadapan puluhan buruh. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menghantam banyak pekerja akibat diberlakukannya Undang-Undang Cipta Kerja.
Gerakan buruh mewakili tidak hanya buruh tapi rakyat semua. Harga naik, PHK meningkat, biaya pendidikan sangat-sangat mahal, katanya, Kamis (10/8/2023).
Pendapatnya mencerminkan pandangan bahwa upaya buruh ini adalah wujud dari semangat dalam membangun kesadaran sosial (Ampera). Oleh karena itu, semua aspirasi masyarakat saat ini menjadi fokus perjuangan yang diusung oleh kelompok buruh.
Baca juga: Ratusan Ribu Buruh Geruduk Gedung DPR Hari ini, Berikut Tuntutannya
Selanjutnya, ia mengevaluasi langkah pemerintah dalam merumuskan Undang-Undang Omnibus, yang menurutnya hanya bertujuan untuk mengakibatkan penderitaan lebih dalam bagi rakyat, sehingga penderitaan masyarakat semakin meruncing.
UU omnibus law, saya lebih senang menyebutnya UU Cilaka. Ini pintu masuk perbudakan modern. Ini malah makin bikin rakyat sengsara, jelasnya.
Baca juga: Aliansi Buruh Demo Besar Tuntut Omnibus Law Dicabut
Dia juga menyinggung sejumlah program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menurutnya tidak ada yang pro terhadap rakyat. Justru, mantan Gubernur DKI Jakarta itu hanya mengambil keuntungan untuk keluarganya.
Anaknya jadi wali kota, menantunya jadi gubernur, tandasnya.
Editor : Pahlevi