Optika.id - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, memberikan sorotan terhadap berbagai tindakan yang dilakukan untuk mengatasi polusi udara, termasuk penyemprotan jalan dengan air di beberapa wilayah. Menurutnya, tindakan tersebut tidak efektif karena polusi udara, terutama partikel PM2,5, berada di udara dan bukan di tanah.
Baca juga: Ini Alasan Menkes Ingin Datangkan Dokter Asing ke Tanah Air
"Partikel PM2,5 banyak beredar di udara atas, bukan di bawah..., Jadi sebenarnya kalau menyemprot harus di atas, bukan di bawah," ucap Menkes Budi dalam jumpa persnya, baru-baru ini.
Menkes Budi menjelaskan bahwa penyemprotan jalan dengan air seharusnya dilakukan secara merata dan luas, bukan hanya di beberapa titik tertentu. Hal ini penting untuk menghindari pergeseran polusi ke tempat lain.
"Kegiatan penyemprotnya juga harus luas, karena kalau sedikit, itu hanya menggeser-geser saja, malah bisa menyebarkan pindah ke tempat lain," katanya.
Menkes Budi juga membagi polusi udara menjadi dua kelompok, yaitu gas dan partikel. Polusi udara yang disebabkan gas berasal dari nitrogen monoksida, sulfur monoksida, dan karbon monoksida, sementara yang disebabkan partikel berasal dari PM2,5 dan PM10.
Baca juga: RUU DKJ Atur Gubernur Jakarta Langsung Dipilih Presiden, Inisiatif Siapa?
"Ada dua hal yang bisa dilakukan untuk menghilangkan partikel PM2,5, dan sumber-sumber polutan lainnya secara cepat. Itu hujan lebat dan angin kencang," tuturnya.
Pada 17 Agustus 2023, pemantauan indeks kualitas udara di Jakarta menunjukkan angka kuning bahkan hijau. Saat itu, angin kencang membantu menghembuskan polusi udara menjauh dari Ibu Kota Indonesia.
Baca juga: Tolak RUU Daerah Khusus Jakarta, Nasdem: Jangan Renggut Hak Rakyat!
Menkes Budi menyebutkan bahwa penyebab utama polusi udara adalah transportasi, pembangkit listrik tenaga uap, dan industri yang menggunakan bahan bakar batu bara atau karbon lainnya. Ia menekankan bahwa mengurangi polusi udara, terutama PM2,5, harus berfokus pada mengurangi dampak dari sektor-sektor ini.
"Jadi kalau mau mengurangi PM2,5 itu yang biasanya dikurangi adalah transportasi, pembangkit listrik, dan industri. Inilah yang menyebabkan banyak PM2,5 berada di atas," tandasnya.
Editor : Pahlevi