Optika.id - Dukungan PKB kepada Anies Baswedan seiring dengan penetapan Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden mendatangkan keuntungan besar bagi calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tersebut. Dukungan kepada Anies yang sebelumnya lemah dari kalangan warga Nahdlatul Ulama kini menguat. Mengingat basis PKB adalah nahdliyin yang kuat di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Baca juga: Pasangan Capres Getol Soroti Isu Pangan, BRIN Beri Catatan Menohok
Menurut Kepala Pusat Penelitian Politik BRIN, Prof. Firman Noor, meluasnya basis dukungan tersebut merupakan berkah terselubung dari proses penetapan duet Anies-Muhaimin yang mendadak bahkan mengejutkan.
Ini catatan saya, satu hal yangblessing in disguise.Jadi dalam dunia politik kerap tidak pasti. Karena selalu saja adablessing in disguise.Ada satu hal yang tidak terduga atau pakai bahasanya Pak Aniesunthinkableyang muncul secara tiba-tiba. Saya kira ini juga satu hal yang unik itu, ujarnya dalam Indonesia Leaders Talk: PKS dalam Pusaran Koalisi Amin live di kanal YouTube PKS TV, dikutipOptika.idSenin, (11/9/2023).
Dia tidak menampik duet Anies-Muhaimin ini merupakan buah dari langkah taktis Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh. Yaitu saat terjadi kebuntuan di internal KPP. Terutama antara Demokrat dan NasDem terkait dengan segera atau tidaknya deklarasi capres-cawapres dari Koalisi Perubahan.
Karena ketika menahan agar tidak langsung mendeklarasikan Anies-AHY, ada satu momen ketika Pak Surya Paloh juga tidak tahu sebetulnya siapa yang akan menggantikan AHY. Yang dia tahu ditahan dulu, bebernya.
Sementara saat bersamaan, masa depan Muhaimin sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto juga tidak ada kejelasan. Bahkan PKB menganggap Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mereka bentuk bersama Gerindra lebih dari setahun lalu bubar.
Karena sehari sebelum pertemuan Muhaimin dan Surya Paloh pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, Prabowo mengumumkan nama koalisi baru, yaitu Koalisi Indonesia Maju, pada acara ulang tahun PAN. PAN dan Golkar bergabung mendukung Prabowo bulan lalu.
Baca juga: BRIN: Pilpres Akan Sulit Jika Hanya Terjadi Satu Putaran!
Tiba-tiba datanglahblessing in disguisetadi. Di mana ada satu problem di koalisi yang lain, kemudian memiliki efek domino terhadap perkembangan politik terakhir yang kemudian dijemput secara taktis oleh Pak Surya Paloh. Ini ibaratnya Pak Surya Paloh, kalau boleh bercanda, seperti kucing dapur. Kalau yang punya dapur meleng, langsung diambil dengan cepat (oleh kucing). Sangat taktis sekali, bebernya.
Walaupun dia mengakui dengan peristiwa politik tersebut, posisi Surya Paloh menjadi lebih deterministik dan melampaui PKS, yang juga anggota KPP pendukung Anies. PKS seolah-olah terkesan hanya menjadijunior partner.Karena cenderung untuk tidak terlalu ambil peran seperti Surya Paloh. Padahal secara historis, NasDem pernah menjadi pesaing Anies saat Pilgub DKI dan PKS paling setia terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Meskipun sekarang situasinya tampak berbeda. Seolah-olah justru SP dan NasDem yang menjadiking maker-nya dan PKS menjadijunior partner.Tapi saya kira itu situasi yang bisa diterima dan kenyataannya tetap menjadipartner.Junior partner itu bisa dalam kutip, tapi intinya tetap menjadipartner.Dan karena posisinya sebagaipartner,dia (PKS) masih punya akses untuk turut memberikan pandangan-pandangan termasuk nasihat-nasihat yang saya kira Anies harus dengar juga, demikian tandasnya.
Baca juga: Peneliti BRIN Beberkan Kriteria Capres untuk Meneruskan Jokowi
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Anies menjelaskan terjadi kebuntuan di internal KPP terkait waktu deklarasi. Demokrat ingin agar capres-cawapres segera dideklarasikan. Anies berpasangan dengan calon yang tersedia saat itu, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono. Sementara NasDem menolak buru-buru deklarasi.
Apa perbedaannya? Perbedaannya begini, Demokrat menginginkan (deklarasi) segera, NasDem menginginkan ditetapkan nanti sambil menunggu siapa tahu ada opsi lain. Tapi kalau ditanya opsinya apa, juga enggak bisa jawab. Tinggal tunggu aja siapa tahu ada opsi, kita kan enggak tahu. Jadi kenapa harus buru-buru, jelas Anies terkait sikap Demokrat dan NasDem.
Di tengah kebuntuan tersebut, meski tidak terkait secara langsung, Surya Paloh menggelar pertemuan dengan Muhaimin pada Selasa malam, seperti disinggung di atas. Keduanya langsung menyepakati duet Anies-Muhaimin. Hingga kemudian resmi dideklarasikan pada (3/9/2023). Seiring dengan deklarasi itu, Demokrat menyatakan keluar dari KPP.
Editor : Pahlevi