Optika.id - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus Calon Wakil Presiden (cawapres) dari Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menawarkan janji-janji politik yang akan ditawarkan pada Pemilu 2024 nanti yakni menyukseskan program listrik gratis bagi masyarakat miskin.
Menurutnya, anggaran untuk listrik bagi masyarakat miskin yang mencapai 32 juta orang tersebut bisa diakomodir dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebanyak Rp17,7 triliun
Baca juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!
Selain listrik gratis, Cak Imin berjanji akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) khusus sepeda motor dan angkutan umum. Berdasarkan kalkulasi internal dari PKB, Indonesia membutuhkan anggaran setidaknya sebanyak Rp267 triliun dan Cak Imin mengklaim bahwa negara memiliki uang yang cukup.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai bahwa janji politik yang ditawarkan Cak Imin merupakan hal yang tidak rasional di tengah gempuran fakta dan kenyataan situasi serta kondisi negara yang sedang kelimpungan menghadapi berbagai krisis, terlebih lagi pasca pandemic. Bahkan, Ujang menyoroti utang pemerintah yang melonjak drastic dengan nilai fantastis senilai Rp7000 triliun, tariff listrik naik dna BBM naik bahkan bahan pokok pun melambung tak bisa dibendung.
"Sulit untuk diimplementasikan karena tidak rasional. Namanya politisi bisa membuat janji-janji, kita tidak tahu apakah bisa direalisasikan atau tidak. Tapi nanti ketika terpilih jauh panggang dari api," katanya saat dihubungi, Kamis (28/9/2023).
Baca juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
Kendati demikian, suka atau tidak suka Ujang menyebut bahwa masyarakat harus tetap menelan pernyataan dan janji politik tersebut sebagai sesuatu yang harus dicermati dengan baik. pasalnya, yang namanya orang berjualan, tentu ingin menjadi yang nomor satu serta selalu baik di mata publik.
Saya sih melihat soal listrik gratis dan BBM turun seperti sesuatu yang berat. Baik sekarang dan tahun depan. Soal nanti disenangi tidak oleh public, itu lain lagi," ujar dia.
Ujang pun mengaku tidak kaget dengan gagasan serta ide-ide aneh, nyeleneh dan di luar akal sehat para politikus itu lantaran mereka sering mengucapkan janji dan peristiwa yang terjadi menjelang pemilu. Akan tetapi, ujung-ujungnya wacana, ide, gagasan tersebut tidak bisa terwujud dan menguap begitu saja.
Baca juga: Kereta Kencana Iringi Pendaftaran Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim Menuju KPU Jatim
Tak hanya itu, dia pun menyoroti tindakan yang dilakukan Cak Imin merupakan sebuah strategi mendulang suara dari masyarakat. Akan tetapi, pada akhirnya semua kembali ke masyarakat, apakah mereka memilih untuk percaya dan terbuai, ataukah justru sebaliknya.
Saya melihat masyarakat sekarang lebih cerdas, lebih rasional, paham dan terbiasa tertipu janji politisi, bilang A ternyata B. Saya melihat cara-cara ini kurang pas dan tidak relevan. Tapi apa boleh buat namanya juga jualan. Namanya juga kampanye harus punya ide berbeda," pungkas dia.
Editor : Pahlevi