Optika.id - Begitu banyak lagu-lagu romansa yang menyatakan perasaan cintanya kepada orang yang dikasihi. Sebut saja lagu yang masih terekam hingga menjadi legenda dari Dewa berjudul Risalah Hati. Lirik yang terkesan romantis seperti aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta aku ini terdengar mengerikan jika ditujukan seseorang untuk orang lain yang sama sekali tak menjalin hubungan asmara dengannya, atau setidaknya punya rasa suka kepada dia barang secuil saja. Bahkan, seorang kawan sempat berseloroh dan mengomentari lagu tersebut sebagai bentuk pelet kepada gebetan.
Betapa tidak, lirik dan subjek dalam lagu tersebut berniat menggunakan cara apa saja untuk menggaet hati orang yang dicinta.
Baca juga: Tinder Peringatkan Penggunanya Terhadap Romance Scam, Bagaimana Cara Menghindarinya?
Sejak lama, romantisasi situasi jatuh cinta seseorang memang sudah meluber dan dipengaruhi oleh budaya pop. Alhasil, banyak orang yang justru menjustifikasi perasaan tersebut sampai terkadang menghalalkan segala cara, dan lupa bahwa ada di titik di mana hal tersebut dikategorikan berlebihan, bahkan menjurus menjadi delusional. Dalam kacamata psikologi, istilah delusi jatuh cinta itu disebut erotomania.
Menurut Feldman dalam bukunya yang berjudul Stranger Than Fiction: When Our Minds Betray Us, dikutip Optika.id, Jumat (20/10/2023) menyebut bahwa pengidap erotomania ini tidak jarang melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan objek cinta atau siapapun yang dirasa menghalangi hubungannya dengan pujaan hatinya. Selain itu, kemarahan para penderita erotomania ini juga bisa mengarahkannya untuk melakukan tindakan abusive kepada orang yang dicintai, maupun orang lain sebagai pelampiasan.
Kasus erotomania yang terkenal ekstrem terjadi pada tahun 1995. Saat itu, diva papan atas Madonna dikuntit oleh seorang tunawisma bernama Robert Hoskins. Dikutip dari Psychology Today, Jumat (20/10/2023) Robert berdelusi jika Maddona ditakdirkan menjadi istrinya. Alhasil, dia pun beberapa kali mencoba menyusup masuk ke rumah Madonna namun untungnya upayanya berhasil digagalkan. Yang pertama, digagalkan oleh penjaga Madonna dan yang kedua dia ditembak lalu dibekuk oleh polisi untuk melumpuhkannya. Bahkan, di dalam penjara pun Robert tidak berhenti terobsesi kepada Madonna.
Dirinya sempat meninggalkan pesan untuk Madonna dalam penjara melalui risalah religius berjudul Defiled. Dalam risalah tersebut digambarkan hukuman kepada orang yang berpakaian vulgar serta bersetubuh di luar pernikahan.
Baca juga: Cinta Lokasi di Tempat Kerja, Apakah Etis?
Akibat dari tindakan Robert yang berlebihan ini membuat Madonna mengalami mimpi buruk berkali-kali. bahkan sewaktu persidangan atas kasus Robert dan penguntitan terhadap dirinya, Madonna mengaku sebenarnya dia enggan untuk datang dan memberi kesaksian di muka pengadilan.
Hal tersebut menurut Madonna hanya akan memenuhi fantasi-fantasi liar nan busuk dari Robert yang menganggap bahwa Madonna datang untuk memberi perhatian kepadanya.
Memang, mencintai adalah hak bagi setiap orang. Namun, jangan lupa bahwa orang memiliki hak asasi dan kebebasan maupun privasinya masing-masing. Jangan sampai rasa cinta itu menjadi obsesi yang berlebihan sehingga menginterupsi hak-hak orang lain, apalagi sampai mengancam keselamatannya.
Baca juga: Benarkah Jatuh Cinta Bisa Membuat Seseorang Bodoh?
Yang perlu digarisbawahi adalah dalam mencintai, seseorang perlu tetap memegang logikanya dan mengendalikan perasaannya agar hidupnya tidak bergantung penuh pada sang objek cintanya.
Jatuh cinta adalah hak setiap orang, namun obsesi yang berubah menjadi delusi adalah hal yang mengerikan.
Editor : Pahlevi