Cinta Lokasi di Tempat Kerja, Apakah Etis?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Jumat, 21 Jul 2023 15:18 WIB

Cinta Lokasi di Tempat Kerja, Apakah Etis?

Optika.id - Tak dapat dipungkiri bahwa cinta bisa tumbuh dimana saja, kapan saja, maupun dengan siapa saja. Bisa di sekolah, kampus, maupun di kantor. Ketika menjalin asmara dengan rekan di tempat kerja, hal itu bisa berdampak dua hal. Pertama adalah penambah semangat pergi ke kantor, atau yang kedua hubungan personal yang mengacaukan profesionalitas.

Baca Juga: Tinder Peringatkan Penggunanya Terhadap Romance Scam, Bagaimana Cara Menghindarinya?

Interaksi sesama pekerja di lingkungan tempat mencari nafkah memang memunculkan kemungkinan terbangunnya hubungan lebih dari sekadar rekan kerja belaka.

Kondisi demikian disebut sebagai office romance yang mana orang tidak bisa menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan relaksasi. Perjumpaan yang terlampau sering tak ayal menjadi lahan subur bertumbuhnya rasa cinta. Kedekatan jarak dan intensitas interaksi tersebutlah yang menumbuhkan bibit-bibit asmara pada sesama pekerja di tempat kerja.

Kisah cinta yang bersemi di tempat kerja kebanyakan dialami oleh pekerja kantoran yang tidak memiliki aktivitas lain selain bekerja. Perkara ini pun membentuk gaya hidup yang tidak sehat baik bagi perkembangan karakter maupun relasi percintaan.

Sama seperti yang dialami oleh Rusdi, salah satu Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kantor perhubungan ini juga mengalami cinta lokasi atau cinlok dengan rekan di kantornya.

Dia gadis magang di kantor. Aku jadi mentornya. Ya karena lama ketemu, saling interaksi, jadinya saling suka. Jadi semangat kalau pergi ke kantor membelah kemacetan ibukota. Tapi sekarang udah putus, itu susahnya. Sekantor jadi ada rasa canggung lah ya. Untung aja beda lantai jadi enggak terlalu canggung, tuturnya kepada Optika.id, Kamis (20/7/2023)

Rusdi mengaku jika hubungan professional dengan relasi personal harus dipisahkan. Menurutnya, keberanian untuk bersosialisasi di luar hubungan pekerjaan dengan rekan seprofesi adalah syarat mutlak.

Ganggu Profesionalitas?

Nolan C. Lickey, Gregory R. Berry, dan Karen S. Whelan-Berry dalam tulisannya yang bertajuk Responding to Workplace Romance: A Proactive and Pragmatic Approach yang terbit diThe Journal of Business Inquirymenjelaskan bahwa ada risiko dari hubungan asmara yang terjalin antar karyawan ini.

Salah satu risiko yang cukup riskan adalah kemungkinan tersebarnya data sensitif atau rahasia perusahaan.

Risiko tersebut akan jauh lebih besar tatkala pasangan tersebut bekerja pada divisi yang berbeda dalam satu perusahaan yang sama. Dalam jurnal tersebut, Nolan, Gregory dan Karen menjelaskan jika ada tiga hubungan asmara di tempat kerja.

Pertama, hubungan asmara yang terjalin antara dua orang karyawan lajang sekantor, kedua hubungan antara atasan dan bawahan dan yang ketiga adalah hubungan antara dua orang dengan salah satu atau keduanya yang sudah memiliki pasangan alias perselingkuhan.

Maka dari itu, ketiganya sepakat bahwa perilaku asmara di ruang kerja bisa merusak sistem organisasi. Akibatnya, akan terjadi ketidakstabilan kinerja perusahaan yang seharusnya lancar dan produktif.

Baca Juga: Benarkah Jatuh Cinta Bisa Membuat Seseorang Bodoh?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sedangkan di sisi perusahaan juga memiliki kepentingan untuk selalu menjaga stabilitas roda organisasinya termasuk menyangkut kinerja dan relasi antar karyawannya.

Melihat hal tersebut, Psikolog Roslina Verauli mengatakan jika risiko yang timbul dari tiap hubungan asmara antar karyawan di kantor akan selalu dihindari oleh perusahaan. Tujuannya adalah perusahaan tidak mau ambil resiko apabila di kemudian hari hubungan asmara berdampak buruk bagi kualitas kinerja perusahaan.

Bila pasangan itu bertengkar, apalagi jika melibatkan orang atau karyawan lain, bisa mengganggu kinerja tim. Perusahaan yang akan menanggung risiko, kata Roslina kepada Optika.id, Kamis (20/7/2023).

Pertimbangan tersebut, kata Roslina, membuat kebanyakan perusahaan cenderung kurang sepakat dengan hubungan cinta sesama rekan kerja.

Dia menilai jika tiap perusahaan juga memiliki mekanisme dan ketentuannya sendiri terkait dengan hubungan percintaan antar karyawannya. Sejatinya perusahaan sudah membuka diri terhadap persoalan tersebut melalui departemen sumber daya manusia.

Maka dari itu dia menyarankan agar apabila ada karyawan yang terlibat cinta lokasi di kantor, sebaiknya mereka berani untuk berdiskusi kepada atasan atau manajemen perusahaan.

Baca Juga: Emil Dardak Ajak Masyarakat Bangkitkan Cinta Batik Lewat BFF 2022

Kalau memang serius, tidak perlu main kucing-kucingan. Pihak atasan cukup jeli untuk menyikapi hal-hal seperti itu, tuturnya.

Lebih lanjut apabila ada pasangan karyawan dalam perusahaan yang sama memutuskan untuk menikah, maka kantor bisa melakukan mutasi terhadap salah satu dari mereka.

Hal ini, imbuh Roslina, dilakukan untuk mempersempit kemungkinan cinta lokasi. Upaya lainnya adalah menumbuhkan kesadaran serta menjaga sikap dengan cara membatasi komunikasi agar tidak terlalu akrab dengan rekan kerja sehingga menumbuhkan romansa di luar hubungan profesional.

Adapun beberapa contoh interaksi yang perlu dibatasi itu adalah pertemuan yang intens dan sifatnya empat mata saja seperti komunikasi chatting pribadi, maupun makan siang berdua.

Roslina mengingatkan, hubungan asmara di kantor perlu diwaspadai jika seseorang sudah memiliki pasangan.

Pastikan pembicaraan hanya terkait urusan pekerjaan atau kantor, enggak melakukan yang lebih, apalagi sampai mengantar pulang, kata dia.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU