Optika.id - Direktur Program Institute for Development Economis and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti menegaskan siapapun yang menjadi pemenang pada Pilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti tidak boleh setengah hati dalam menggarap ekonomi biru atau kekayaan bahari Indonesia. dengan begitu, dirinya berharap agar ekonomi biru bisa berkontribusi pada perekonomian dari sektor laut yang baru sekitar 7,6ri program domestic bruto (PDB) dan bisa ditingkatkan.
"Indonesia punya potensi untuk mengembangkan ekonomi biru karena INDEF juga telah membuat roadmap hilirisasi sektor perkebunan dan perikanan dan kelautan. Banyak peluang di sektor perikanan dan kelautan yang bisa dikembangkan. Contohnya, udang, rumput laut, ikan. Selama ini, kita mengekspor, tapi nilainya masih rendah," kata Esther dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).
Baca juga: INDEF: Kerugian Ekonomi RI Akibat RPP Kesehatan Tembus Rp103 Triliun
Dirinya pun mengaku sepakat dengan salah satu strategi untuk memaksimalkan potensi ekonomi biru, yakni hilirisasi. Di sisi lain, dia berharap pemerintah bisa berupaya serius dalam meminimalisasi pencurian ikan serta memperkuat pengamanan perairan di area perbatasan antar negara.
"Teknologi juga perlu dikembangkan. Misalnya, bagaimana Indonesia mengekspor ikan dalam kondisi masih segar dari saat ditangkap sampai di negara tujuan ekspor. Ikan tidak mati berkali-kali. Bangun industri pembuatan garam karena selama ini Indonesia masih impor garam padahal kita negara kelautan," ucap Esther.
Baca juga: Kritik Program Makan Siang Gratis: Tidak Realistis dan Rentan Dikorupsi
Terakhir, untuk meningkatkan ekonomi biru, Esther menyoroti peningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pengolahan komoditas sektor perikanan dan kelautan. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada lagi nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan dan profesi nelayan tetap diminati.
"Upgrade kemampuan sumber daya manusia dan bangun industri pengolahan komoditas sektor perikanan kelautan agar tidak ada lagi kampung kampung nelayan miskin. Mereka bisa menjadi supporting item di industri itu," jelas dia.
Baca juga: Utang Negara Tembus 8 Ribu Triliun, Jokowi Malah Tarik Utang Rp90 Triliun dalam Sebulan!
Editor : Pahlevi