Optika.id - Acara Ijtima Ulama yang diadakan di Kompleks Majelis Az-Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor, pada hari Sabtu (18/11/2023), mendapat perhatian karena hanya mengundang pasangan calon presiden-wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, sementara pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dikabarkan tidak diundang atas permintaan anggota Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama.
A. Pandu Wijonarko, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Jaringan Alumni Perguruan Tinggi Indonesia (JAPTI), mengkritik hal tersebut melalui pernyataannya pada hari Sabtu (18/11/2023).
Baca juga: Perang Kebudayaan Antar Fans K-Pop
"Pengundangan salah satu pasangan capres oleh Persaudaraan Alumni 212 bersama Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama tidaklah pantas. Bahkan, tindakan ini sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai agama dalam semangat persatuan bangsa," ujar Pandu dalam keterangannya.
Dia menambahkan, pengundangan tersebut justru dilakukan untuk kepentingan politik praktis dan tidak berkaitan dengan menjaga nilai-nilai agama dalam semangat persatuan bangsa.
"PA 212 dan GNPF Ulama tidak benar-benar mewakili seluruh umat Islam di Indonesia. Terlebih lagi, menggunakan istilah 'ijtima ulama' yang sangat sakral dalam konteks Islam," lanjutnya.
Baca juga: Trauma Pemilu 2019 Silam, Polri Akan Awasi Akun Palsu Penyebar Hoaks Pemilu 2024
Menurut Pandu, upaya tersebut diduga hanya merupakan instrumen politik belaka. Dia juga mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia telah mengalami trauma besar akibat politisasi agama dalam arena politik.
Pandu menegaskan bahwa agama dan nilai-nilai luhur harus dijaga dari dimanfaatkannya untuk kepentingan politik tertentu. Ia khawatir jika hal ini terus berlanjut, dapat menyebabkan konflik antarumat beragama dan merusak kesatuan bangsa.
Baca juga: Natalius Pigai Soroti Pernyataan Hasto Soal Politik Identitas yang Dilakukan Anies
"JAPTI Indonesia khawatir jika nilai-nilai agama dan norma luhur digunakan untuk memperkeruh suasana, memicu diskriminasi terhadap kelompok minoritas, dan sebagainya yang justru bertentangan dengan esensi agama dan tidak mendukung upaya membangun persatuan bangsa," tutup Pandu.
Pasangan Anies-Muhaimin, atau dikenal sebagai Anies-Amin, sudah hadir di lokasi acara. Anies tiba lebih awal sekitar pukul 08.20 WIB, sedangkan cawapresnya, Muhaimin Iskandar, tiba sekitar pukul 09.00 WIB.
Editor : Pahlevi