Pemilu 2024, Benarkah Anak Muda akan Pilih Anak Muda?

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebut bahwa Pemilu 2024 nanti akan didominasi oleh pemilih yang berasal dari Generasi Z dan Milenial dengan total 55ri pemilih.

Maka dari itu, tidaklah heran jika baik calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) dari masing-masing parpol, koalisi pengusung, dan tim suksesnya berupaya keras untuk meraih simpati dan merangkul anak muda dengan memasukkan tokoh-tokoh anak muda pada struktur tim pemenangan pilpres. Bahkan, capres nomor urut 2, Prabowo Subianto menggandeng putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang digadang-gadang sebagai perwakilan anak muda, untuk mendampinginya sebagai cawapres pada Pilpres 2024 nanti.

Baca juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Alhasil, Koalisi Indonesia Maju (KIM) pun berharap akan banyak anak muda yang memilih pasangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 lantaran Gibran maju sebagai satu-satunya anak muda yang ikut dalam kontestasi Pilpres 2024.

Namun, benarkah kehadiran Gibran sebagai cawapres dari Prabowo Subianto ini akan menarik anak muda untuk memilih pasangan calon yang diusung oleh KIM sehingga membuat Prabowo unggul sebagai pemenang?

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menjelaskan bahwa ada persepsi yang tidak tepat perihal eksistensi Gibran yang diidentikkan dengan anak muda. Pasalnya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaganya, dalam Pilpres 2024 Gen Z dan milenial tidaklah satu suara dalam menentukan pilihannya, khususnya ke Prabowo yang menggandeng Gibran.

Sementara itu, dari sisi ketokohan dan kedekatan generasi muda, justru elektabilitas Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, dan Erick Thohir jauh lebih besar daripada Gibran.

Baca juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

"Mungkin karena interaksi yang dibangun belum maksimal. Dan bahkan, bila dibandingkan dengan Sandi, Ridwan Kamil dan Erick Thohir, di media sosial, Gibran cenderung mengambil jarak," kata dia saat dihubungi, Senin (27/11/2023).

Alih-alih disorot karena anak mudanya, Gibran lebih disorot sebagai anak dari Presiden Jokowi. Yang mana, sebagian besar mereka yang mendukung Gibran adalah relawan atau pendukung dari Jokowi itu sendiri. Maka dari itu, pendekatan yang dilakukan oleh Gibran akan lebih mengena ketika membawa kebesaran nama bapaknya.

Senada, Pangi Syarwi Chaniago selaku Pengamat Politik yakin bahwa pemilih muda belum tentu akan memilih calon wakil presiden yang juga berusia muda. Alasannya adalah, dia mengamati bahwa anak muda cenderung memilih karakter yang ada pada diri capres atau cawapres itu sendiri tanpa memandang usia.

Baca juga: 100 Guru Besar UGM Nyatakan Sikap, Ingin KPU Jaga Marwah Jelang Pilkada

"Apakah anak muda itu akan memilih anak muda? Yak belum tentu! Apalagi sekarang malah banyak tuh persoalan yang menjerat aparatur negara anak muda. Misalnya, Wamenkumham yang jadi tersangka," ucapnya.

Hal itu yang membuatnya yakni bahwa faktor usia muda bukanlah segalanya. Menurutnya, anak muda akan berpikir dua kali untuk memilih anak muda yang privilege-nya diberikan, tidak berproses, instan mendapatkan posisi ketua umum partai padahal masih 2 hari menjadi kader dari partai tersebut, diberi karpet merah secara instan, tidak matang bahkan tidak teruji secara kaderisasi. Oleh karena itu, sambung Pangi, hal tersebut sama saja menjerumuskan anak muda ke dalam sesuatu yang tidak baik.

Meskipun demikian, Pangi tidak menolak warga negara Indonesia yang berumur 40 tahun ke bawah untuk mencalonkan diri sebagai capres maupun cawapres. Sebab, momentum politik selalu menghadirkan kritik, intrik serta prasangka yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Di sisi lain, momentum tersebut tidak akan terulang dua kali dalam kuantitas maupun kualitas yang sama.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru