Overdosis Gimmick Politik Prabowo, Mau Sampai Kapan Tak Adu Gagasan?

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto seolah tak berhenti mengeksploitasi joget gemoy. Seperti baru-baru ini dalam perayaan ulang tahun Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang ke-9 di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/12/2023). Dalam acara tersebut, selain berorasi, dia juga menunjukkan kebolehannya berjoget.

Istilah gemoy yang berarti menggemaskan lekat pada Prabowo karena dirinya kerap spontan berjoget atau menari ketika menghadapi keadaan sulit. Salah satu aksi jogetnya yang viral yakni ketia dirinya berhadapan dengan jurnalis Najwa Shihab dalam adu gagasan ala Mata Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada pertengahan September lalu.

Baca juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!

Menurut Direktur Citra Institute, Yusak Farchan, gimmick politik gemoy yang dibawa oleh Prabowo merupakan strategi pemasaran politik yang cukup berhasil pada pasangan Prabowo-Gibran. Tagar gemoy di beragam platform media sosial rutin dimainkan oleh netizen. Baik oleh para pendengung atau buzzer, maupun individu organic.

Namun, yang disayangkan adalah gimmick ikonik tersebut minim substansi edukatif. Alhasil, kapabilitas Prabowo-Gibran untuk memimpin bangsa pun kerap dipertanyakan publik. apakah gagasan mereka bagus, atau tidak. Apalagi, pasangan tersebut kerap absen di debat-debat publik maupun forum ilmiah yang diselenggarakan institusi pendidiakn dan lembaga pemikir.

"Style komunikasi publik yang sudah kreatif harus diimbangi dengan (kemampuan adu gagasan) di forum-forum resmi. Forum resmi debat kan digelar bukan hanya oleh KPU, tapi banyak. Saya kira Prabowo-Gibran juga juga jangan banyak absen," kata Yusak, kepada Optika.id, Selasa (12/12/2023). 

Baca juga: Jokowi Presiden: Usai Dilantik, Pak Prabowo Milik Seluruh Indonesia!

Pasalnya, dari sekitar 19 forum dialog dana du gagasan yang digelar selama beberapa bulan terakhir, pasangan nomor urut 2 itu absen hingga 10 kali. sementara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Cak Imin sama-sama hanya absen sekali saja.

Bahkan, di beberapa forum Prabowo justru kerap tampil sendirian tanpa didampingi cawapresnya. Yusak, secara khusus mengkritik langkanya kehadiran Gibran di berbagai forum debat. Dia menilai, Gibran sebagai cawapres yang digadang-gadang merepresentasikan anak muda seharusnya berani adu gagasan dengan kandidat lainnya di forum publik. dengan begitu, ujarnya, Gibran tak selalu dipersepsikan mendapat tiket cawapres lantaran statusnya sebagai putra Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Supaya persepsi publik ini tidak menganggap bahwa Gibran datang hanya dengan pepesan kosong. Hanya menghadirkan joget-joget ikon gemoy dan sebagainya. Kalau Prabowo, beda. Dia sudah dua kali ikut pilpres dan lebih siap. Kalau bicara visi-misi, Prabowo sudah teruji di panggung- panggung. Gibran yang perlu lebih membuktikan diri," ucap dia.

Baca juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Lebih lanjut, dalam sebuah unggahan di X (dulu Twitter), Andhyta Firselly Utami, salah satu founder dari Bijak Memilih, menjabarkan bahwa banyak pemilih muda yang tidak mengetahui secara persis rekam jejak para kandidat di Pilpres 2024. Mereka justru mengenal para kandidat melalui gimmick-gimmick politik.

Kaget beberapa pengguna @bijakmemilihid terutama yang muda banget (first time voters) banyak yang lapor baru tahu beberapa kontroversi capres, karena yang selama ini mereka terpapar cuma gimik-gimik aja, kata pemilik akun @Afutami itu, dikutip dari X, Selasa (12/12/2023).

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Kamis, 12 Sep 2024 00:47 WIB
Berita Terbaru