Optika.id - Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSKB Columbia Asia Semarang, Nidya Kartika Dewi menyebut jika saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), prevalensi AKI di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 183 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka ini dinyatakan masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 70 dari 100 ribu kelahiran hidup.
Di sisi lain, AKI menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan lantaran merupakan indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat. Tingginya AKI menunjukkan masih banyaknya ibu hamil dan melahirkan yang tidak mendapatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas.
Baca juga: Kenali Post Partum Blues, Depresi Pasca Melahirkan yang Bisa Menyerang Ibu
Adapun penyebab AKI sendiri di Indonesia cukup beragam. Mulai dari pendarahan pasca persalinan, komplikasi kehamilan seperti preeklamasia dan eklamasia, infeksi nifas, komplikasi persalinan semisal partus lama dan distosia, penyakit menular seperti HIV/AIDS dan malaria, serta kelainan bawaan pada bayi.
"Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko AKI juga bisa dari usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua, jarak kelahiran yang terlalu dekat, anemia, obesitas, hingga adanya penyakit penyerta, seperti hipertensi dan diabetes," ungkap Nidya dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Jumat (29/12/2023).
Baca juga: Kemenkes Jelaskan Pentingnya KB Pasca Persalinan
Maka dari itu, untuk menekan prevalensi AKI, perlu dilakukan upaya komprehensif dari berbagai pihak termasuk pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat itu sendiri. pemerintah harus meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas khususnya di daerah-daerah terpencil.
Sementara itu, tenaga kesehatan itu juga perlu meningkatkan kompetensi serta keterampilannya dalam menangani kehamilan, persalinan hingga nifas. Begitupun pada masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan ibu dan bayi.
Baca juga: DPR Debat Kusir untuk Bahas Cuti Suami di RUU KIA
Sementara itu, bagi masyarakat, perlu kesadaran untuk selalu memeriksakan diri ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, meakukan Medical Check Up (MCU) Regular, MCU sebelum menikah hingga pemeriksaan mamografi dan pap smear. Dengan demikian, diharapkan AKI di Indonesia bisa menurun secara signifikan.
Editor : Pahlevi