Selama Bulan Oktober Indonesia Alami Inflasi 0,12%

Reporter : optikaid
Selama Bulan Oktober Indonesia Alami Inflasi 0,12%

Optika.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Oktober 2021, Indeks Harga Konsumen (IHK) secara bulanan telah mengalami inflasi sebesar 0,12%. Sedangkan, secara tahun berjalan dan tahunan, masing-masing inflasi mencapai 0,93n 1,66%.

"Berdasarkan pemantauan BPS terjadi inflasi 0,12%, atau terjadi kenaikan indeks keyakinan konsumen 106,53 pada September menjadi 106,66 pada Oktober 2021," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Selasa (2/11/2021).

Baca juga: Dirut Celios: Jika Prabowo-Gibran Menang, Utang RI Akan Naik Tinggi

Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas di bawah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Terutama cabai merah, minyak goreng, dan daging ayam ras.

"Cabai merah dan minyak goreng berikan andil inflasi 0,05%. Sedangkan, untuk daging ayam ras berikan andil 0,02%," tuturnya dalam keterangan daring tersebut.

Sementara itu, kelompok lainnya yang menyumbang inflasi adalah transportasi, yaitu mencapai 0,33%. Kelompok transportasi ini memberikan andil ke inflasi sebesar 0,04%.

Margo menuturkan bahwa hal tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya kenaikan tarif angkutan udara yang memberikan andil 0,03%

Berdasarkan komponennya, komponen bergejolak (volatile foods) mengalami inflasi 0,07ngan andil 0,01%. Volatile foods terdiri dari komponen energi yaitu inflasi 0,1ngan andil 0,01% serta komponen bahan makanan dengan inflasi 0,03n andil 0,01%.

Baca juga: Harga Beras Terus Naik, Benarkah Sebabnya Inflasi?

Lebih lanjut, inflasi inti sebesar 0,07n andil 0,05%. Di samping itu, untuk komponen harga diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi 0,33n andil 0,06%.

Margo menjelaskan, dari 90 kota yang terdata IHK, terdapat 68 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Secara rinci, inflasi tertinggi terjadi di Sampit sebesar 2,06n terendah di daerah Sumenep dan Banyuwangi 0,02%. Sedangkan untuk deflasi tertinggi terjadi di Kendari, yakni sebesar 0,70% serta terendah terjadi di Bengkulu sebesar 0,02%.

Dengan demikian, secara month to month dan year on year pada 2020 hingga 2021 mengalami inflasi. Di mana inflasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan September 2021 yang mengalami deflasi.

"Dibandingkan kondisi Oktober 2020 lebih tinggi dibandingkan Oktober 2021," tutup Margo Yuwono.

Baca juga: Tabungan Kaum Mendang-Mending Sebabkan Perekonomian Kian Loyo, Kenapa?

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru