Tekan Stunting, Budidaya Ikan dan Sayuran Hidroponik Jadi Solusi

author angga kurnia putra

- Pewarta

Minggu, 26 Des 2021 12:10 WIB

Tekan Stunting, Budidaya Ikan dan Sayuran Hidroponik Jadi Solusi

i

Tekan Stunting, Budidaya Ikan dan Sayuran Hidroponik Jadi Solusi

Optika.id- Budi daya ikan dan sayur hidroponik merupakan salah satu solusi yang mulai ditekankan di kalangan masyarakat Kota Surabaya, Jawa Timur, dalam upaya menekan stunting (kekerdilan).

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Sabtu (25/12/2021) mengatakan upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam menekan stunting bukan sekadar sosialisasi dan intervensi saja, namun juga mendorong kader kesehatan, lurah, dan camat, untuk berinovasi agar stunting dapat tertangani dengan baik.

Baca Juga: Aktivis Surabaya Gelar Pertemuan: Diskusi untuk Calon Walikota

"Saat berkunjung ke rumah salah satu balita stunting di Kelurahan Bringin kemarin (24/12/2021), saya menyampaikan kepada camat, lurah dan kader kesehatan supaya lebih giat lagi untuk membudidayakan ikan dan sayuran hidroponik," katanya.

Menurut Eri, budidaya ikan dan sayuran hidroponik merupakan bagian dari inovasi yang bisa dijadikan jurus menekan angka stunting. Tentunya, harus diimbangi dengan ketelatenan dari masing-masing orang tua.

Eri juga memberikan saran kepada orang tua balita stunting untuk memperhatikan pola makan anaknya. Misalnya, memberi makanan yang mengandung protein minimal dua kali sehari dan bisa juga dengan menyajikan makanan dengan bentuk yang lucu-lucu.

"Kalau dibentuk makanannya kan anak bakal suka, sehingga anak akan tertarik," ujarnya.

Wali Kota Eri sebelumnya mengatakan angka stunting di Surabaya turun dengan menduduki urutan ke-34 dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Padahal, sebelumnya angka stunting di Surabaya menduduki urutan ketiga se-Jatim.

Baca Juga: Kolaborasi TPS dan RS PHC Wujudkan Penurunan Angka Stunting di Surabaya

Pada 6 Desember lalu, angka balita stunting di 31 kecamatan Kota Surabaya, dalam tiga bulan terakhir turun, dari sebelumnya 5.727 kasus menjadi 1.785 kasus. Dari angka 1.785, Pemkot Surabaya akan melakukan pemetaan lagi dengan cara dipisahkan-pisahkan lebih detail.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemetaan itu dilakukan supaya dapat diketahui mana warga Surabaya dan non-KTP Surabaya. "Dengan demikian, intervensi pemkot untuk menangani kasus balita stunting dapat diprioritaskan," katanya.

Baca Juga: Wow, Kepala Bapanas RI Apresiasi Pasar Nambangan Surabaya!

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU