Menag Ajak Dai dan Media Bumikan Moderasi Beragama

author Denny Setiawan

- Pewarta

Senin, 27 Des 2021 12:55 WIB

Menag Ajak Dai dan Media Bumikan Moderasi Beragama

i

foto: kementrian agama

Optika.id, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak para dai untuk turut membumikan gerakan moderasi beragama sebagai semangat untuk mendorong bangsa. Hal ini dikatakan Menag saat menghadiri Temu Dai Media di Jakarta, Minggu (26/12/2021).

Menurut Menag, moderasi beragama yang digulirkan Kementerian Agama adalah salah satu upaya untuk merawat karakter keberagamaan yang moderat, toleran, dan saling menghormati. "Mari kita buktikan dakwah sebagai spirit menjaga dan merawat harmoni Indonesia. Kita tahu bahwa Indonesia adalah kiblat Islam yang meneduhkan dan visioner," ujar Menag.

Baca Juga: Hobi Menulis dan Ingin Berkarir di Bidang Media? Ini Rekomendasi Peluang Karir yang Tepat Untukmu!

Menag juga mengajak para dai untuk menjadikan Indonesia sebagai laboratorium kerukunan umat beragama yang mampu menjadi kiblat perdamaian di dunia. "Semua ini diperlukan sinergitas dan keterlibatan para dai dalam menjabarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil 'alamin," imbuhnya.

Lebih lanjut Menag meyakini, para ulama di Indonesia mengamalkan Islam yang ramah dan teduh, namun sering memposisikan diri sebagai kelompok silent majority. "Mari kita sama-sama speak-up dan speak-out yang kencang dan intensif tentang pentingnya mempraktikkan Islam Wasathiyah (jalan tengah)," tambahnya lagi.

Tampak hadir dalam temu dai media ini, Menteri Agama periode 2014 -2019 Lukman Hakim Saifudin, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo, dan para Tenaga Ahli Menteri Agama.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin mengatakan bahwa media merupakan mitra dakwah yang sangat relevan. Sebab, di era digital ini, penyebaran dakwah melalui media sangat efektif.

Baca Juga: Arus Tersumbat di Balik Derasnya Berita Pekerja Media

"Saat ini menghasilkan gen Z yang mungkin lebih dari 50% akrab dengan media sosial. Mereka menerima banyak informasi agama dari mulai wacana hingga liberlisme dan Islamisme. Mereka menjangkau sehingga informasi yang diterima dapat dicerna," pungkas Kamaruddin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Reporter: Denny Setiawan

Baca Juga: Lampaui Batasan Like and Share Jadi Kebebasan Berekspresi

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU