Optika.id - Pemerintah melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengumumkan satu kasus Omicron lolos dari karantina Wisma Atlet. Menurutnya, pasien tersebut merupakan pelaku perjalanan dari Inggris.
Ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengaku tak kaget dengan laporan tersebut. Ia malah merespons baik kemampuan pemerintah yang akhirnya bisa mendeteksi dan melaporkan varian Omicron. Pasalnya, menurut dia, Indonesia sudah kemasukan Omicron sejak awal November 2021.
Baca Juga: COVID-19 Melonjak Lagi, Kemenkes Ingatkan Masyarakat Lengkapi Vaksin Booster
Dicky juga mengatakan, kasus-kasus dari luar itu sebenarnya ada, bahkan sudah muncul sejak november awal, yang artinya juga ada potensi di masyarakatnya juga relatif, Selasa (28/12/2021).
Meski begitu, Dicky menilai efeknya tidak terlalu besar lantaran masyarakat sudah memiliki imunitas dari vaksinasi maupun infeksi alamiah. Di sisi lain, ia tetap mewanti-wanti risiko deteksi kasus COVID-19 Indonesia masih mengalami gap cukup besar dengan angka yang sebenarnya terjadi.
"Sehingga ini hati-hati menjadi surveilans bias atau menjadi seperti tidak terlihat, padahal kita kan masih dalam level community transmission," bebernya.
"Artinya kemampuan kita mendeteksi kasus di masyarakat ini belum membaik sebetulnya, artinya yang ditemukan dengan kasus yang dilaporkan sebenarnya terjadi di masyarakat ada gap kesenjangan walaupun itu tidak sebesar sebelumnya," sambung dia.
Baca Juga: Epidemiologi Imbau Peningkatan Covid-19 Jelang Libur Nataru
Terakhir, ia meminta pemerintah mampu meningkatkan survei atau deteksi dini khususnya pada kelompok-kelompok rawan seperti lansia dan orang yang memiliki gangguan imunitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Reporter: Mei Nurkholifah
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Jelang Nataru, Kemenkes: Masih Terkendali
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi