Eri Ingin Pemkot Satu Visi dengan DPRD Surabaya

author Seno

- Pewarta

Rabu, 05 Jan 2022 23:22 WIB

Eri Ingin Pemkot Satu Visi dengan DPRD Surabaya

i

IMG-20220104-WA0029

Optika.id - Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya ingin Pemerintah Kota Surabaya satu visi dengan DPRD Surabaya. Hal ini ditegaskan oleh Eri Cahyadi saat melalukan wawancara eksklusif dengan optika.id di ruangan kerjanya, lantai 2 Balai Kota Surabaya, Senin (3/1/2022).

"Saya mau cerita lebih dahulu sebagai seorang pemimpin, ketika menjadi pemimpin maka dia harus bisa mengkolaborasikan semua yang ada. suka atau tidak suka, kurang atau ada lebihnya, maka seorang pemimpin harus bisa menyatukan semuanya menjadi satu kesatuan yang maha dahsyat," ujarnya.

Baca Juga: Eri Cahyadi-Armuji Menang Telak Lawan Kotak Kosong di Pilwalkot Surabaya 2024

Pemerintah daerah bagi Eri, bukan hanya pemerintah kota saja. Pemerintah daerah itu ada Pemerintah Kota, unsur DPRD, itu menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan.

"Kenapa keberhasilan suatu daerah itu tidak lepas dari DPRD dalam menyusun sebuah anggaran, yang kedua-duanya adalah untuk kepentingan umat dan masyarakat Surabaya. Karena itulah maka DPRD dan Pemerintah Kota Surabaya itu harus memiliki visi dan misi yang sama. Harus memiliki cara pandang yang sama terkait dengan umatnya atau Kota Surabaya. Ini yang harus kita lakukan, sehingga itulah kenapa saya harus bicara dengan DPRD," jelas alumnus Institut Teknologi Sepuluh (ITS) Nopember Surabaya ini.

Eri juga meminta melupakan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) yang telah usai. Dia ingin semua Forkopimda bersinergi membangun Surabaya.

"Yang kedua ketika memimpin maka sudah tidak ada lagi rasa suka tidak suka ketika pilkada itu sangat luar biasa rasanya untuk menjadi seorang pemimpin, sehingga apa buat saya ketika menjadi seorang walikota maka nuansa pertarungan dalam pilkada harus selesai tidak ada lagi ini 01 atau 02 karena semua harus bergerak sesuai kebersamaan untuk kepentingan umat," tukas Eri.

"Karena itulah pada waktu saya menjadi wali kota saya mimpi dan harus saya terapkan menjadi seorang pejabat itu bukan karena kedekatan dengan saya menjadi seorang pejabat itu adalah orang yang mampu berkorbankan dirinya untuk kepentingan umat jadi apakah dukung mendukung nol satu atau mendukung nol dua itu selesai," tuturnya.

Lakukan Assessmen dari Semua Lini

Sehingga Eri melakukan assessmen dari semua lini, mulai dari staff, kasubag, kepala seksi, kepala dinas, asisten, bahkan nanti sampai Sekkota akan dilakukan.

Baca Juga: Eri Cahyadi Siap Lanjutkan Apresiasi dan Sanksi ASN untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik

"Apa yang saya minta dari sana sebetulnya saya mau menilai apakah assessmen itu sudah sesuai dengan the right man on the right place atau ini tidak sesuai, itu yang pertama, yang kedua menjadi seorang pemimpin," tuturnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Eri memiliki indikator yang bisa dinilai, salah satunya integritas, solutif, inovatif, kerjasama, loyalitas. "Malah buat saya loyalitas itu yang terakhir, ada lagi kecintaan terhadap negara, itulah yang dinilai. Seorang pemimpin dari indikator itu ya harusnya dia paling tidak dua lah yang dia turun dari indikator itu nilainya di bawah ya boleh lah kalau minimal tiga bolehlah, tapi kalau sudah enam atau empat maka bagaimana dia sebagai pemimpin yang menggerakan anak buahnya untuk menyejahterahkan kepentingan umat. Ini yang saya lakukan sehingga saya menilai dari situlah. disitulah saya selalu katakan sejak awal saya menjabat tidak ada pemimpin itu yang memiliki kedekatan dengan saya, tapi dari asesmen tadi maka saya akan lakukan sebuah keputusan siapa yang menjadi pemimpin pejabat struktural," tandasnya.

Karena bagi Eri, ketika membuat eksotika dan reformasi birokrasi terhadap struktural organisasi, maka Pemkot ini masih terlalu besar organisasinya. Sehingga perlu dilakukan reformasi birokrasi dan eksotika tadi maka ada penggabungan-penggabungan. Terus ada kecamatan yang tadinya ada empat kepala seksinya sekarang menjadi tiga.

"Saya selalu sampaikan ketika saya harus memilih kepala OPD antar Kasi saya tidak bisa memilih dengan hati saya dengan kedekatan saya. Saya bukan menjadi pemimpin yang adil tapi saya melakukan tes dulu ya asesmen tadi, saya harus berani mengubah apapun yang ada di kota surabaya ini. Hanya untuk satu tujuan saya yaitu kebutuhan umat Surabaya terpenuhi," pungkasnya.

Baca Juga: Penghinaan Rakyat sebagai Pemegang Kedaulatan : Pemilihan Daerah Kota Surabaya

Reporter: Amrizal

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU